Page 33 - KIRIMAN CATATAN PRAKTIK BUDDHADHARMA DARI LAUTAN SELATAN
P. 33
Pengantar
waktu itu atau pernah ada. Yi Jing mencoba menyelaraskan kedua
yana (Mahayana dan Hinayana), dengan menyebut beberapa fakta
mengenai kesamaan di antara keduanya, seperti Vinaya yang sama
dan aturan yang sama. Menurut Yi Jing, yang membuat perbedaan
di antara keduanya adalah konsep Bodhisattva dan pelafalan sutra
Mahayana, di mana hal-hal ini adalah khas Mahayanis. Tetapi
tampaknya beberapa dari 18 tradisi tersebut mengadopsi kebiasaan
Mahayana, atau mempelajari sistem Mahayana berbarengan dengan
tradisi mereka sendiri. Pernyataan Yi Jing sepertinya menyiratkan
17
bahwa ada tradisi yang mengikuti Hinayana di satu tempat dan
Mahayana di tempat lain; suatu tradisi yang tidak eksklusif Hinayana
maupun Mahayana.
Mengenai perbedaan pandangan di antara 18 tradisi, beliau tidak
mengatakan sepatah kata pun. Fakta bahwa beliau secara khusus
menyatakan catatan beliau hanya didasari tradisi yang diikutinya,
bukan tradisi lainnya, berarti pandangan dari tradisi-tradisi lainnya
memang berbeda dan tak dapat dijadikan satu. Beliau memberi
contoh beberapa perbedaan yang sebenarnya tidak begitu signifikan
di antara tradisi-tradisi tersebut, seperti pengaturan tempat
tinggal, cara menerima pemberian makanan atau cara mengenakan
pakaian, kendati hal-hal tersebut tidaklah memadai untuk dijadikan
garis pemisah antara Mulasarvastivada-nikaya dan tradisi-tradisi
lainnya. 18
17 Wihara Mahabodhi di Gaya, misalnya, mengikuti tradisi Sthavira, namun
termasuk Mahayana. Mungkin kondisi di lingkungan sekitar membuat hal
ini terjadi. Lihat halaman 36, catatan kaki 53.
18 Di sini saya bisa menambahkan bahwa tiada jejak kekerasan oleh kaum
Brahmana dalam catatan Yi Jing. Ini sesuai dengan masa Kumarila Batta
(sekitar 750 Masehi) dan Sankaracarya (sekitar 788-820 Masehi).
19