Page 29 - KIRIMAN CATATAN PRAKTIK BUDDHADHARMA DARI LAUTAN SELATAN
P. 29
Pengantar
Maksud tulisan Yi Jing adalah untuk memperbaiki interpretasi
yang keliru mengenai aturan-aturan Vinaya dan untuk meluruskan
pandangan keliru yang dianut oleh tradisi Vinayadhara, pada saat itu
di Tiongkok. Oleh karena itu, Yi Jing terutama memfokuskan pada
kehidupan wihara dan Vinaya di masanya, namun bersamaan dengan
itu, kita juga memperoleh beberapa fakta penting yang tercatat dalam
tulisan beliau. Mengenai pentingnya kontribusi Yi Jing terhadap
sejarah literatur India (Bab XXXII dan Bab XXXIV), itu akan terbukti
dengan sendirinya dari catatan ini. Bab-bab lainnya juga sangat
penting bagi studi perkembangan Buddhadharma, khususnya tradisi-
tradisi Vinaya di Tiongkok, di mana pengetahuan kita mengenai
itu masih sangat terbatas. Karya ini khususnya merepresentasikan
tradisi Mulasarvastivada, satu di antara empat Nikaya utama di India,
dan saya harap hal ini akan membimbing para cendekiawan Tiongkok
mengenai studi Vinaya, di mana tulisan ini masih merupakan karya
yang tak terkalahkan dalam literatur Tionghoa. Vinaya dari tradisi
yang satu ini, Mulasarvastivada, adalah kaya dan paling lengkap di
antara semuanya, di dalamnya mengandung ulasan lengkap (Vibhasha)
dan beberapa ‘tip yang membantu’ untuk mempelajarinya, di mana
hampir semuanya diterjemahkan oleh Yi Jing sendiri. Di samping
itu, menurut Yi Jing, ada dua Vinaya Pitaka lainnya yang sangat erat
hubungannya dengan Mulasarvastivada, yakni tradisi Mahisasaka
dan Dharmagupta – dua subdivisi dari Mulasarvastivada. Semua
7
tradisi ini dikenal baik di Sri Lanka maupun Tibet. Tradisi Mahisasaka
dan Sarvastivada sudah ada sejak masa Asoka; dikatakan keduanya
didasari Sthavira-nikaya, yang diidentifikasi oleh Prof. Oldenberg
sebagai Vibhajyavadi dari catatan sejarah Sri Lanka (istilah tersebut
8
7 Namun tidak berarti bahwa kedua subdivisi tersebut secara kronologis
lebih belakangan dari Mulasarvastivada, karena adalah mungkin, tradisi
yang awalnya berdiri sendiri kemudian bergabung dengan tradisi yang lebih
berkembang, lalu berubah menjadi tradisi utama karena materi-materinya
tidak begitu berbeda. Dalam Dipavamsa, dikatakan Sarvastivada terpisah
dengan sendirinya dari Mahisasaka.
8 Vinaya Pitakam oleh Prof. Oldenberg. Dalam Samantapasadika (oleh
Buddhaghosa) berbahasa Tionghoa, di bawah Konsili Asoka, Vibhajyavadi
15