Page 31 - KIRIMAN CATATAN PRAKTIK BUDDHADHARMA DARI LAUTAN SELATAN
P. 31
Pengantar
Mahisasaka pertama-tama memisahkan diri dari Theravada, dan
Mahisasaka sendiri terbagi menjadi Sabbatthivada dan Dhammagutta.
Namun sejarah Mulasarvastivada dimulai dengan adanya Kathavatthu
oleh Moggaliputta Tissa (240 Sebelum Masehi), kepala Konsili Asoka.
Tampaknya tradisi ini tidak memegang peranan penting di masa itu
karena karya Tissa hanya mengajukan tiga pertanyaan kepada para
Sabbhathivada: 1. Apakah seorang Arhat bisa merosot menjadi bukan
Arhat? (Parihayati Araha Arhatta ti); 2. Apakah segala sesuatu eksis?
(Sabbam atthiti); 3. Apakah citta yang berkelanjutan adalah samadhi?
(Citta-santati samadhiti). Semua pertanyaan tersebut bakal dijawab
11
secara afirmatif oleh para Sabbatthivada, berlawanan dengan opini
dari tradisi ortodoks. Tradisi Sabbatthivada ini belakangan disebut
Vaibhashika, yang kemungkinan besar identik dengan Sarvadarsana-
sangraha menurut Sayana, sebagaimana dijuluki sebagai kaum
‘Presentasionalis’ oleh Prof. Cowell. Kira-kira 300 tahun setelah
Buddha wafat, Katyayaniputra menyusun Gnanaprasthana-sastra,
12
yang merupakan karya fundamental pengikut Sarvastivada. Di
dalam buku inilah Vasumitra dan yang lainnya, di masa Kanishka,
menulis suatu ulasan rinci berjudul Mahavibhasha-sastra (No.
1263), milik tradisi Sarvastivada dan selanjutnya secara kolektif
disebut Vaibhashika. Sekitar 400 tahun kemudian, di abad V
Masehi, Vasubandhu menulis Abhidharma-kosa-sastra (No. 1267), di
mana sebagai pengikut Mahayana, beliau menyangkal pandangan
Vaibhashika. Setelah itu, orang yang sezaman dengan Vasubandhu
sekaligus mantan gurunya, yakni Sanghabhadra, seorang penganut
Sarvastivada-nikaya, dalam karyanya, Nyayanusara-sastra (No.
1265), giliran menyangkal pandangan yang dinyatakan dalam Kosa.
Namun di masa sebelum kedua guru inilah, tradisi ini berkembang
di India Tengah. Fa Xian (399-414 Masehi), yang pergi ke India untuk
mengumpulkan teks Vinaya mengatakan bahwa tradisi ini diikuti
11 Journal of the Royal Asiatic Society (1892).
12 Bandingkan dengan Memoires of Xuan Zang oleh Julien; Buddhismus oleh
Wassilief; Introduction to the History of Indian Buddhism oleh Burnouf; dan
Katalog Nanjio No. 1275.
17