Page 30 - KIRIMAN CATATAN PRAKTIK BUDDHADHARMA DARI LAUTAN SELATAN
P. 30
Kiriman Catatan Praktik Buddhadharma dari Lautan Selatan
juga ditemukan dalam bahasa Tibet dan Tionghoa). Sekarang kita
memiliki Vinaya Pitaka dengan enam resensi, dalam tiga bahasa. Teks
lengkap Theravada dilestarikan dalam bahasa Pali (1) yang intinya
berhubungan erat dengan Mahisasaka-vinaya bahasa Tionghoa (2) ;
9
Mulasarvastivada dalam bahasa Tibet (3) maupun bahasa Tionghoa (4),
bersamaan dengan itu, juga ada Dharmagupta, subdivisi terakhir (5).
Lebih lanjut, ada tradisi yang paling tidak ortodoks, Mahasanghika-
vinaya (6) yang secara lengkap dibawa pulang oleh Fa Xian tahun 414
Masehi dari Pataliputra, dan diterjemahkan tahun 416 Masehi.
Dengan materi yang kita miliki, adanya analisa yang teliti atas
materi-materi tersebut dan studi banding dari semua yang ada, akan
sangat membantu kita untuk memastikan tahap-tahap perkembangan
pandangan tradisional dari semua tradisi, karena Vinaya dianggap
sebagai hal terpenting dalam menentukan perbedaan antara tradisi-
tradisi yang diturunkan melalui berbagai silsilah. Tatkala semua
karya ini sudah dianalisa, dan perkembangan historisnya ditelusuri,
beberapa bab dari catatan ini yang berkaitan dengan aturan Vinaya
– sekalipun mungkin tidak menarik bagi sebagian orang – saya harap
akan menjadi suatu manual berharga tentang bagaimana mereka
memodifikasi dan mempraktikkan aturan-aturan Vinaya di abad VII
Masehi, yang berasal dari masa Buddha.
Tradisi Mulasarvastivada
Selama 100-200 tahun setelah Buddha wafat, yakni setelah
10
Konsili Vaisali, yang tujuan utamanya menyangkal sepuluh dalil para
biksu dari Vajji, ajaran Buddha dikatakan terbagi menjadi berbagai
tradisi atau aliran. Sarvastivada-nikaya, sebagaimana dianut Yi Jing,
yang merupakan satu di antara tradisi-tradisi terawal, mestinya sudah
berkembang pada periode itu. Dalam Dipavamsa V, dikatakan bahwa
diartikan sebagai Fenbieshuo. Lihat juga Katalog Nanjio No. 1125.
9 Vinaya Pitakam oleh Prof. Oldenberg.
10 Dipavamsa V dan Mahavamsa V.
16