Page 133 - E-BOOK SEJARAH DAN BUDAYA INDONESIA
P. 133

dalam  pembagian  waris  anak  laki-  laki  memperoleh  lebih  banyak  dari  anak  perempuan.
               Namun sistem kekerabatan menurut adat  hanya formalitas saja, sedangkan pelaksananya semakin
               menipis. Bahkan generasi muda pada kekerabatan panggilan untuk paman dan bibi selalu “ om “,
               tante” mereka tidak kenal dengan “”mak ngah”, pak ngah” mak long” pak long”, dan sebagainya.


                       Masyarakat di tanah riau mengikuti keturunan laki- laki. Penduduk riau sangat menjunjung
               tinggi kesopanan antar manusia walaupun sistem kekerabatannya tidak mengenal adanya kasta
               secara umum. Namun terdapat juga keturunan yang lebih dihormati yaitu keterunan anak dukun
               besar,  ketua  adat.  Jabatan  ini  dihargai  karena  memiliki  ilmu  ghaib  yang  tidak  semua  orang
               mendapatkanya. Ilmu itu hanya diturunkan keanak laki- laki, keponakan laki- laki dan segaris
               keturunan, jadi dalam hal ini orang yang bukan merupakan kerabat dekat anak dukun tersebut tidak
               akan meneruskan ilmunya tersebut.

                       Tempat pertemuan adat disebut surau dengan ketua adat atau dengan istilah islam disebut
               imam ( khalifah) hal ini di anut masyarakat riau yang masih berlokasi didusun atau di kecematan.

                       Mayoritas  masyarakat  riau  menganut  agama  islam  yang  memperbolehkan  adanya
               perkawinan antar sesama suku. Namun hal ini sangat bertentangan dengan hukum adat mereka
               yang melarang terjadinya perkawinan antar suku, karena mereka takut anak yang dilahirkan akan
               cacat. Hal ini mereka percayai dan ikuti dari dahulu yang menurut sejarah adat mereka dahulu kala
               ketua- ketua suku disana pernah bersumpah untuk tidak mengawinkan satu suku, apabila ada yang
               melanggar mereka akan mengutuk keturunan yang diperoleh akan cacat.

                       Sistem kekeluargaan masyarakat melayu berteraskan islam dan adat. Sejak lahir seseorang
               itu didik dengan keislaman dan adat istiadat hingga mereka dewasa. Misalnya ketika seorang anak
               baru lahir bapak atau datuk akan mengazankan bagi bayi laki- laki dan mengqomadkan bagi anak
               perempuan, dengan tujuan suara yang pertama didengarnya adalah seruan azan dan kalimat shadat
               dan meniupkan roh dan semangat islam kepada bayi tersebut. Sejak kecildiajarkan konsep dosa,
               pahala, haram halal dsb. Setelah mereka berumur 5 tahun keatas anak- ank juga diajarkan sholat,
               puasa dan bagaimana cara berakhlak terpuji dalam kehidupan sehari- hari.

               Makanan Khas Melayu

                   1.  Roti Jala

               Seperti namanya, makanan tradisional ini berbentuk seperti jala. Roti jala ini mungkin mirip-mirip
               dengan makanan khas dari India. Biasanya disajikan bersama dengan kuah kari, kalau di Deli, roti
               jala disajikan bersama dengan kari kambing dan acar nanas. Tentu rasanya nggak usah ditanya lagi
               deh, pastinya nikmat dan bikin pengen nambah.






                                                                                                         133
   128   129   130   131   132   133   134   135   136   137   138