Page 137 - E-BOOK SEJARAH DAN BUDAYA INDONESIA
P. 137
Perkawinan Adat Melayu
1. Merisik
Merisik berasal dari kata “risik” yang berarti “menyelidiki”. Ini artinya, sebelum adanya
suatu perkawinan, penyelidikan terhadap seorang gadis perlu dilakukan oleh pihak keluarga laki-
laki. Untuk menilai dan sekaligus menentukan apakah gadis tersebut layak menjadi menantu atau
tidak. Kegiatan ini pada umumnya dilakukan oleh perempuan yang berumur separuh baya atau
yang telah berumur sekitar empat puluh tahun ke atas. Orang tersebut oleh masyarakat setempat
disebut sebagai tukang perisik. Tugasnya adalah mencermati secara diam-diam wajah atau rupa
dan segala tingkah laku Si gadis. Untuk itu, tukang perisik mesti datang bertamu ke rumahnya.
2. Merasi
Tujan merasi adalah untuk memastikan apakah pasangan yang hendak di jodohkan itu
sebenarnya cocok atau tidak. Artinya merasi merupakan kegiatan meramal atau menilik keserasian
antara pasangan yang hendak dijodohkan. Kegiatan ini biasanya dilakukan melalui perantara
seorang ahli yang sudah terbiasa bertugas mencari jodoh kepada orang yang hendak menikah.
Pencari jodoh tersebut akan memberikan pendapatnya bahwa pasangan tersebut dinilai cocok
(sesuai) atau tidak.
3. Meminang
Jika hasil merisik menunjukkan bahwa gadis yang diselidiki bertingkah laku baik, sehingga
pantas untuk dijadikan sebagai seorang menantu. Maka pihak keluarga laki-laki memberitahukan
dan membicarakannya dengan kerabat terdekat untuk menentukan waktu peminangan. Setelah ada
kesepakatan tentang waktu atau hari peminangan. Maka pihak keluarga laki-laki mengutus salah
seorang yang dituakan (bisa laki-laki dan bisa juga perempuan) untuk memberitahu kepada pihak
137