Page 142 - E-BOOK SEJARAH DAN BUDAYA INDONESIA
P. 142
16. Makan Berhadap
Biasanya pelaksanaan makan bersuap disejalankan dengan makan berhadap. Artinya
setelah kedua pengantin makan bersuap, kemudian mereka makan berhadap. Saat kedua pengantin
makan berhadap, maka undanganpun disuguhi degan makan dan minum. Untuk jemputan orang
perempuan biasanya makan didalam sedangkan kaum laki-laki diluar rumah atau dihalaman rumah
yaitu di bangsal yang telah disediakan.
17. Menyembah
Upacara ini berlangsung sebelum pengantin dibawa masuk kebilik oleh mak andam atau
sebelum magrib atau biasa dilakukan sebelum sholat isya. Seusai acara siang, kedua pengantin
makan malam bersama keluarga pihak pengantin perempuan. Kemudian pengantin disandingkan
dan kemudian menyembah terhadap kedua orang tua pengantin perempuan termasuk kerabatnya.
18. Berambih
Setelah acara bersanding selesai, maka pada malam harinya, pengantin laki-laki hanya
boleh tidur sendirian di atas pelaminan. Karena menurut adat (zaman dahulu) kedua pengantin
tidak diperbolehkan tidur bersama pada malam pertama (selesai bersanding). Bahkan, sampai
kurang lebih selama satu minggu pengantin laki-laki mesti tidur sendirian. Masa ini oleh
masyarakat setempat disebut “masa belum bertegur”. Untuk mempercepat habisnya masa itu
pengantin laki-laki harus bisa menarik perhatian pengantin perempuan. Salah satu caranya adalah
dengan meletakkan tempat uang di atas bantal. Sang istri sewaktu dia meninggalkan rumah.
Peletakkan itu tentunya akan mudah diketahui oleh Sang istri, yaitu ketika sedang membersihkan
tempat tidurnya. Dan, ini pada gilirannya akan membuat adanya komunikasi, sehingga terwujud
tegur-sapa, makan bersama, dan akhirnya tidur bersama. Sebagai catatan, hal seperti itu dewasa
ini jarang terjadi.
142