Page 139 - E-BOOK SEJARAH DAN BUDAYA INDONESIA
P. 139
menjemput ini mempunyai nilai etika dan moral yang tinggi. Untuk mengajak dan menjemput ini
dilakukan oleh beberapa pasang suami istri yang sudah mempunyai pengalaman. Dan selalunya
membawa tepak sirih yang lengkap dengan isinya.
7. Menggantung-gantung
Sebelum majelis pernikahan diperbuat, maka dilaksanakan terlebih dahulu kepada
pekerjaan menggantung-gantung. Pekerjaan menggantung ini biasanya dilakukan 4 atau 5 hari
sebelum hari pernikahan. Pekerjaan yang dilakukan dirumah calon pengantin perempuan ini
adalah berupa persiapan-persiapan. Yaitu membersihkan dan menghias rumah dengan
menggunakan bermacam-macam tabir yang digantung dan membuat langit-langit dari kain.
Mengganti dan memasang ”lansi tingkap”, memasang dan menghias tempat tidur baru yang
lengkap untuk pengantin baru, dan hal-hal lainnya yang diperlukan untuk menghadapi majelis
pernikahan tersebut.
Termasuklah membuat dapur dan bangsal, membuat “peterakne” atau “peti ratna/peti
rakna”. Yaitu tempat pengantin duduk bersanding, dan membuat pelaminan tempat tidur
pengantin. Acara menggantung biasanya didahului dengan tepung tawar dan kenduri kecil atau
doa selamat. Supaya semua kerja yang dilakukan akan mendapat berkah dari Allah SWT. Yang
ditepung tawari ialah tempat disekitar pelaminan.
8. Berandam
Upacara ini lazim dilakukan setelah malam berinai yaitu keesokan harinya. Tujuannya
untuk menghapuskan/membersihkan sang calon pengantin dari ‘kotoran’ dunia sehingga hatinya
menjadi putih dan suci. Berandam pada hakikatnya adalah melakukan pencukuran bulu roma pada
wajah dan tengkuk calon pengantin wanita sekaligus juga membersihkan mukanya. Berandam
adalah memotong atau mencukur rambut, baik calon pengantin laki-laki maun perempuan. Untuk
calon pengantin laki-laki biasanya yang dicukur adalah rambut yang tumbuh di kepalanya saja.
Sedangkan, untuk calon pengantin perempuan meliputi rambut yang tumbuh tipis di
tengkuk, pelipis dan dahi. Pencukuran ini, khususnya untuk calon pengantin perempuan, biasanya
dilakukan sehari sebelum akad nikah.
9. Limau Manis Limau setawar
Selesai mencukur, Mak Andam (seorang ibuk) mengelilingi calon pengantin perempuan
sebanyak 3 kali dengan membawa buah kelapa yang dibentuk seperti puncak gunung dan dililit
dengan benang lima warna. Maksudnya agar calon pengantin tersebut mempunyai keturunan yang
gagah atau cantik (seperti sebuah gunung apabila dilihat dari jauh). Sedangkan, benang lima warna
yang melilit itu diibaratkan sebagai sungai yang airnya selalu mengalir. Artinya, rezeki calon
pengantin diharapkan mengalir terus bagaikan air sungai. Selanjutnya, dengan dua batang lilin
yang menyala, Mak Andam mengelilingi calon pengantin perempuan, juga sebanyak 3 kali. Makna
simbolik yang ada di balik lilin yang menyala itu adalah penerangan hidup. Ini artinya, agar calon
139