Page 91 - Kelompok 6 Kelas 12 SMA
P. 91
B. Menyusun Kritik dan Esai
Kegiatan selanjutnya! Setelah mengenal bahwa kritik sastra adalah teks
penilaian terhadap suatu karya secara objektif dan esai adalah teks penilaian
sepintas tentang sesuatu sesuai sudut pandang atau bersifat subjektif. Kalian
akan melanjutkan pembelajaran ke bagaimana menyusun sebuah kritik dan esai
dengan baik dan benar.
Bagaimana menyusun sebuah kritik?
Dalam menyusun kritik, ada beberapa hal yang harus dipegang oleh kritikus
(penulis kritik). Prinsip-prinsip tersebut adalah sebagai berikut.
1. Penulis kritik (kritikus) harus benar-benar membaca atau mengamati karya
yang akan dikritik.
2. Kritikus harus membekali diri dengan pengetahuan tentang karya yang akan
dikritisi.
3. Kritikus harus mengumpulkan data-data penunjang dan alasan logis untuk
mendukung penilaian yang diberikan.
4. Kritik yang disampaikan tidak hanya mengungkap kelemahan, tetapi harus
seimbang dengan kelebihannya.
5. Jika diperlukan, kritikus menggunakan kajian teori yang relevan untuk
mendukung penilaiannya.
Kalian cermati kembali teks-teks sebelumnya! Temukanlah kalimat-kalimat
kritik yang mengandung penilaian kelebihan dan kekurangan dari sebuah karya.
Pada teks “Kritik Novel "Kala" Karya Stefani bella dan Syahid Muhammad”
sebelumnya. Kalimat-kalimat kritik di dominasi bagaimana kekurangan pada
bagian penokohan dan akhir yang mengubah arus suasana cerita. Dalam
mengungkapkannya, penulis melengkapinya dengan data atau alasan yang logis.
Penokohan Saka dan Lara dibuat apik membuat pembaca terhanyut. Perbedaan
pemikiran antara tokoh sebagai wanita dan pria dewasa sangat disayangkan.
Tokoh Saka terlalu dibuat seperti laki-laki yang salah dan tidak bertanggung
jawab. Novel ini bisa membuat pembaca menyamaratakan bahwa memang laki-laki
itu tidak bisa diperbaiki sifat buruknya. Karakter Lara sebagai wanita dewasa yang
memikirkan masa depan membuat tokoh Saka menjadi terlihat buruk sebagai laki-
laki.
Cerita setelah mereka berpisah seperti tidak masuk akal. Lara cepat
menghilangkan perasaanya terhadap Saka dan membuat ceritanya menjadi
berubah suasana. Saka tidak berusaha mencari Lara dan mereka hidup masing-
masing di Bandung dan di Yogyakarta.
Cerita yang awalnya menguras emosi berubah menjadi biasa saja. Untuk novel
yang akan dijadikan sekuel ending novel ini tidak terlalu membuat penasaran.
Karena setelah berpisah ceritanya tidak membuat pembaca bertanya-tanya apakah
mereka kembali jatuh cinta atau tidak.
87