Page 104 - Flipbook Dyah Iswarini
P. 104
104 105
KURATOR
Amir Sidharta Upon his return to Indonesia he Depdikbud. Watie Moerany memiliki Wood & Good, a contemporary exhibi-
Amir Sidharta mendapatkan pendidikan became the curator of the Museum pengalaman kerja yang cukup tion of woodworking in Jakarta (2015);
sejarah seni rupa di Oberlin College Universitas Pelita Harapan, an art panjang, di antaranya pernah menjadi and the photo exhibition for Indonesian
pada 1982, namun melanjutkannya research center at Lippo Village, Kepala Galeri Nasional pertama pada President Cup in Jakarta.
dalam bidang arsitektur di University Karawaci, Tangerang, as well as a 1998; Direktur Pengembangan Seni
of Michigan. Dengan hibah Fulbright, lecturer in architecture at Universitas Rupa, Kementerian Pariwisata dan Periset | Reasearcher
tahun 1992-1993 ia belajar museologi Pelita Harapan. In 2015, he completed Ekonomi Kreatif tahun 2013; dan
di George Washington University. the Executive MBA program from Asisten Deputi Strategi Pemasaran, Sally Texania
Sekembalinya ke Indonesia, ia menjadi Peking University and hold a Master Kementerian Pariwisata Nusantara. Sally Texania adalah kurator
kurator Museum Universitas Pelita of Management degree in Global Beberapa proyek kerja kuratorial Independen di Jakarta, Indonesia. Ia
Harapan, pusat penelitian seni rupa di Strategic from Universitas Pelita terakhirnya mencakup: Geo-Etnik, pernah mengikuti pertukaran pelajar di
Lippo Village, Karawaci, Tangerang, Harapan. Currently, he is actively Biennale Desain dan Kriya Indonesia Insitute de la Vierge Fidele, Brussels-
sekaligus menjadi pengajar di bidang leading Sidharta Auctioneer, an (2013); Horizon of Strength di Belgia dan melanjutkan pendidikan
arsitektur di Universitas Pelita Harapan. auction house specializing in fine arts Kunstkring Art Paleis, Jakarta S1 di Studio Seni Lukis FSRD ITB. Ia
Di tahun 2015, ia menyelesaikan that he founded in 2005. In 2016, he (2013); Pameran Biennale Desain menyelesaikan program magister
program Executive MBA dari Peking co-founded the Yayasan Mitra Museum Kriya Indonesia di Jakarta (2014); Hubungan Internasional, Fakultas
University dan mendapat gelar Jakarta and is trusted to be the Wood & Good, pameran kriya kayu Ilmu Sosial dan Politik, Universitas
Magister Manajemen di bidang Chairman. Amir also active in writing. kontemporer di Jakarta (2015); Indonesia, 2015. Ia mengikuti pelatihan
Strategi Global dari Universitas Pelita Some of his published books include pameran hasil lomba foto Indonesia metoda baru pendidikan seni di Karin
Harapan. Saat ini ia aktif memimpin Erica Arts Most Playful Child, Vibrant Piala Presiden RI di Jakarta. Rottman-Cologne Museum Educational
Sidharta Auctioneer, balai lelang yang Arie Smit, Amrus Natalsya: China Town, Service dan program Sepake Angiama
berspesialisasi di bidang seni rupa yang 25 Tropical Houses in Indonesia, and S. Watie Moerany finished her bachelor - Documenta 14 pada 2016. Sally
didirikannya pada 2005. Tahun 2016 Sudjojono: Visible Souls. In addition, education at Institut Seni Indonesia (ISI - Texania pernah menjadi asisten dosen
ia bersama-sama mendirikan Yayasan his writings and works of photograph Indonesia Arts Institute) in Yogyakarta untuk mata kuliah estetika di Institut
Mitra Museum Jakarta dan dipercaya are widely published in both print and obtained her master degree in His- Teknologi Bandung dan Program
menjabat sebagai Ketua Harian. Amir and online media. His most recent tory at the Faculty of Cultural Studies, Manager Selasar Sunaryo Art Space
juga aktif menulis. Beberapa buku curatorial works are Senandung Ibu University of Indonesia. She received a (2008). Selain itu, ia juga pernah
karangannya yang telah diterbitkan Pertiwi painting exhibition from the fellowship to study Cultural Conser- menjabat sebagai Head of Museum
antara lain Erica Arts Most Playful Child, collection of Indonesian Presidential vation and Preservation at Oeno Uni- Ciputra Artpreneur (2014–2016).
Vibrant Arie Smit, Amrus Natalsya: China Palace in 2017 and Voyage to Indonesia, versity in Tokyo, Japan, as well as a fel- Pengalaman kuratorialnya meliputi:
Town, 25 Tropical Houses in Indonesia, an Indonesian art exhibition on the lowship from the Japan Foundation to Pameran Bandung New Emergence #5 di
dan S. Sudjojono: Visible Souls. Selain occasion of IMF – World Bank Group study art management at Queensland Selasar Sunaryo Art Space tahun 2014;
itu, karya tulis serta karya fotonya Spring Meeting 2018 at Washington University of Technology in Brisbane, Ideologism dynamics and Nationhood:
banyak dipublikasikan baik di media D.C., USA. Australia. She participated in several Ir. Ciputra Private Collection, Ciputra
cetak maupun online. Karya kuratorial curatorial workshops in Indonesia and Artpreneur, 2014; dan Jati Diri,
terbarunya adalah Pameran Lukisan Watie Moerany in Japan sponsored by the Directorate Museum Seni Rupa dan Keramik, 2016.
Koleksi Istana Kepresidenan RI 2017, Watie Moerany menamatkan General of Culture, Department of Ia mengikuti beberapa forum: Forum
Senandung Ibu Pertiwi, di Galeri Nasional pendidikan S1 di Institut Seni Education and Culture. Watie Moerany Kurator Muda, Cemeti Arthouse,
Indonesia serta Voyage to Indonesia, Indonesia, Yogyakarta, sebelum has an extensive working experience. 2013; dan anggota curatorial board
sebuah pameran seni Indonesia yang melanjutkan S2 di jurusan Sejarah, She served as the first director of the CuratorsLAB - Goethe Institut, sebuah
dilaksanakan dalam rangka pertemuan Fakultas Ilmu Budaya, Universitas Indonesia National Gallery in 1998 and proyek dengan fokus praktik kuratorial
IMF – World Bank Group Spring Indonesia. Ia menerima beasiswa the director of Art Development at the terkini di Asia Tenggara. Ia juga terpilih
Meeting di Washington D.C., USA. studi Pelestarian Budaya untuk Ministry of Tourism and Creative Econ- dalam program International Research
Konservasi dan Preservasi di omy in 2013. Currently, she is working Fellows of National Museum of Modern
Amir Sidharta studied art history at Universitas Oeno Tokyo Jepang as a Deputy Assistant for Marketing and Contemporary Art (MMCA) di Korea
Oberlin College, Ohio and graduated dan beasiswa studi Manajemen Strategy at the Ministry of Nusantara Selatan, 2018.
from the University of Michigan, Ann Seni di Queensland University of Tourism. Her latest curatorial projects
Arbor, with a bachelor's degree in Technology (QUT) Brisbane Australia. include: Geo-Etnik, Indonesian Design Sally Texania (b.Dallas, 1985), is an
Architecture in 1987. He continued Ia juga pernah mengikuti beberapa and Crafts Biennale (2013); Horizon Indonesian independent curator.
his studies in Museology at George pelatihan kuratorial di Indonesia of Strength at Kunstkring Art Paleis in Texania received a BFA (cum laude)
Washington University, Washington dan di beberapa kota di Jepang atas Jakarta (2013); Biennale of Indonesian from the Faculty of Art and Design,
D.C., 1992-93 on a Fulbright Grant. sponsor dari Ditjen Kebudayaan, Designs and Crafts in Jakarta (2014); Bandung Institute of Technology