Page 99 - Flipbook Dyah Iswarini
P. 99

98                                                                                                                99







            itu, ia juga pernah aktif sebagai   kemungkinan Kosnan aktif di Surabaya   (Guangzhou, 1913–Jakarta, 1988)  the Ramayana and Mahabharata
            anggota DPRGR. Pada masa   dan mulai mendapat perhatian pecinta   Lee Man Fong is Chinese-born   using black as the dominant color. In
            pendudukan Jepang di Indonesia,   seni lokal. Hal ini ditandai dengan   Indonesian painter. He began to   addition, he also painted daily lives
            Karyono merupakan anggota   diberikannya lukisan Kosnan kepada   study painting and how to paint with   of the people with a realistic yet
            Keimin Bunka Shidoso Surabaya   Presiden Sukarno sebagai hadiah oleh   oil when he moved to Singapore   imaginative style.
            yang membawahi bagian seni rupa   Gubernur Akademi Angkatan laut   under a painter named Lingnan
            dan sastra. Ia dicatatkan pernah   Kol. Pel. R.S. Subijakto. Meski sedikit   and another teacher. He moved to   18. Nasjah Djamin
            mengikuti pameran Keimin Bunka   informasi yang dimiliki mengenai   Jakarta when he was 19 years old   (Perbaungan, Sumatra Utara 1924–
            Shidoso yang berlangsung di Gedung   praktik kesenian Kosnan, terdapat   and established the art organization   Yogyakarta, 1997)
            Pertunjukan Surabaya Syu. Karyono   setidaknya empat lukisan karyanya   Yin Hua. He was arrested by the   Nasjah Djamin mulai belajar
            Js. merupakan ketua Sanggar   dalam koleksi istana kepresidenan RI.   Japanese after the Indonesian   melukis pada 1946 di Yogyakarta
            Prabangkara-Surabaya yang didirikan   Kosnan is presumed to be active in the   independence. Afterwards, he   setelah terinspirasi oleh karya-
            pada 1950-an. Kelompok ini dilihat   1950-1960s. He painted in cubistic   received the Indonesian government   karya Sudjojono, Affandi, dan
            sebagai kelanjutan dari masa-masa   style that predominated Bandung   scholarship to continue his education   Kartono Yudhokusumo. Ia ikut
            kesanggaran dalam sejarah seni rupa   art scene at the time. Based on the   in the Netherlands. He stayed   dalam kelompok Pasukan Obor
            modern di Indonesia. Karyono Js.   writings found in the Presidential   there for 12 years. He gained   Art Studio dan bergabung dengan
            kemudian menjadi perumus sekaligus   Palace collection, Kosnan might have   Indonesian citizenship in 1962 and   Seniman Indonesia Muda (SIM)
            ketua Dewan kesenian Surabaya yang   been active in Surabaya and might   was appointed as the palace painter.   pada 1946. Karena menganggap
            resmi didirikan pada 1972.   attract the attention of local art   During his tenure, he compiled and   Pelukis Rakyat sudah terpolitisasi,
             (Singasari, 1919–1972)    patrons. This is proven by the fact that   edited the five-volume albums of   ia bersama Bagong Kussudiardja,
              Karyono Js. had been painting on his   his paintings were given to President   Sukarno’s paintings collection. In   Kusnadi, Sumitro, Saptoto, Sholihin,
            own since 1940. He also worked as   Sukarno by the Navy Governor, Kol.   1966, he moved to Singapore and   Rubai, dan Sumaryo L.E. mendirikan
            a teacher, as well as the Head of the   Pel. R.S. Subijakto, from Surabaya.   lived there for a long time due to   perkumpulan baru Pelukis Indonesia
            Art Division in the Department of   Even though little is known about   the political instability in Indonesia.   pada 1950. Tidak hanya melukis,
            Culture in Surabaya in 1953-1964. He   Kosnan, there are at least four of his   He is sometimes perceived as a ]  Djamin juga pernah menjadi
            was an active member of DPRGR.   works in the palace collection.  Singaporean painter.  ilustrator buku di Balai Pustaka,
            Karyono Js. was a member of Keimin                                                bekerja Departemen Pendidikan
            Bunka Shidoso in Surabaya during   16. Lee Man Fong 李曼峯   17.   Made Djata        dan Kesenian di Yogyakarta (sejak
            the Japanese occupation period who       (Guangzhou, 1913–Jakarta, 1988)     (1910–2001)  1952), dan sempat menjadi redaktur
            supervised the divisions of fine art       Lee Man Fong adalah seorang pelukis   Made Djata lahir di Banjar   majalah kebudayaan BUDAYA.
            and literature. He participated in an   Indonesia yang dilahirkan di Tiongkok.   Pekandelan, Batuan, Bali, 1910.   Pengalaman berpamerannya di
            exhibition organized by Keimin Bunka   Ia mulai belajar melukis saat pindah   Ia mengawali kariernya dengan   tahun 1950-an mencakup berbagai
            Shidoso at the Surabaya Syu Theater.   ke Singapura kepada seorang pelukis   mempelajari kesenian wayang   pameran lukisan di Sao Paulo (Brazil),
            Karyono Js. was also active as the   Lingnan dan seorang guru yang   kulit sebelum mulai melukis. Di   Meksiko, dan India. Setelah pameran
            leader of Prabangkara-Surabaya   mengajarkannya cat minyak. Ia pindah   kemudian hari, ia bergabung dengan   tunggalnya pada 1960 di Taman
            artists group that was established in   ke Jakarta saat berusia 19 tahun dan   kelompok Pita Maha, di mana ia   Ismail Marzuki, ia turut serta dalam
            the 1950s. This group is considered   mendirikan organisasi seni Yin Hua. Ia   sempat mendapat bimbingan dari   Pameran Besar Seni Lukis Indonesia
            to be the continuation of the sanggar   sempat ditawan oleh Jepang. Setelah   Walter Spies. Lukisannya seringkali   DKJ 1972, 1974,1976, dan mendapat
            tradition in the history of Indonesian   Indonesia merdeka, ia memperoleh   merupakan reinterpretasi adegan   kesempatan berpameran tunggal di
            modern art. Karyono Js. was also   beasiswa pemerintah Belanda untuk   Ramayana dan Mahabharata dengan   DKJ pada 1978. Nasjah Djamin juga
            the architect behind the founding of   belajar melukis. Ia tinggal di Belanda   warna hitam yang dominan. Ia juga   merupakan seorang penulis, penyair,
            Dewan Kesenian Surabaya (Surabaya   selama 12 tahun. Ia menjadi warga   sering mengangkat kehidupan   novelis dan penulis buku anak serta
            Arts Council) in 1972. He served as its   negara Indonesia pada 1962 dan   sehari-hari dengan perpaduan   seorang ahli dalam desain dekorasi
            first director.            menjadi pelukis istana untuk presiden   realisme dan imajinasi.  panggung untuk produksi teater,
                                       Sukarno. Pada periode tersebut ia      (1910–2001)     film, dan televisi.
          15.  Kosnan                  menyusun buku koleksi lukisan-lukisan       Made Djata was born in 1910 at     (Perbaungan, North Sumatra 1924–
              Kosnan diperkirakan aktif pada   presiden Sukarno berjumlah lima   Banjar Pekandelan, Batuan, Bali.   Yogyakarta, 1997)
            1950–60an. Ia cenderung melukis   jilid. Namun pada 1966, Lee pindah   Before painting, he studied the arts       Nasjah Djamin began to study
            dengan gaya kubistik yang dominan   ke Singapura dan lama menetap di   of shadow puppet. He joined Pita   painting in Yogyakarta in 1946 after
            di lingkungan seni rupa Bandung   sana karena kekacauan politik di   Maha where he studied under Walter   he was inspired by the works of
            pada masa itu. Berdasarkan tulisan   Indonesia. Ia terkadang dianggap   Spies. His paintings often depict   Sudjojono, Affandi, and Kartono
            yang terdapat di koleksi Istana, besar   sebagai pelukis Singapura.   his reinterpretation of the epics of   Yudhokusumo. He joined Pasukan
   94   95   96   97   98   99   100   101   102   103   104