Page 96 - Flipbook Dyah Iswarini
P. 96

96                                                                                                                                                                                                                                     97





          BIODATA PERUPA | ARTIST BIODATA
         1.  Agus Djayasuminta       2.   Barli Sasmitawinata      also contributed to the establishment   Sukarno’s period. He is famous for
            (Banten, 1913–Jakarta, 1994)   (Bandung, 1921–2007)    of the Department of Fine Art at   his portraits of important figures. His
             Agus Djayasuminta, kakak dari       Barli mulai melukis pada 1935 saat   IKIP, Bandung. During his lifetime,   works have been shown in Indonesia,
            Otto Djayasuntara, ikut mendirikan   dia belajar melukis realis dari pelukis   he founded several studios, including   Thailand, Malaysia, Japan, the
            PERSAGI bersama S. Sudjojono dan   Belgia, Jos Pluimentz, dan seniman   Sanggar Seni Rupa Jiva Mukti (1948)   Netherlands, Britain, and Portugal.
            menjabat ketua perkumpulan itu. Pada   Italia, Luigi Nobili. Pada periode   that came to be known as Gelanggang
            masa pendudukan Jepang, ia menjadi   ini, ia membentuk Kelompok Lima   Karya, Studio Rangga Gempol (1958),   4.  Batara Lubis
            kepala bagian kesenian Keimin Bunka   Bandung bersama dengan Affandi,   and Bale Seni Barli. In 1992, he opened   (Huta Godang, 1927–Yogyakarta, 1986)
            Shidoso. Pada masa revolusi, ia beralih   Hendra Gunawan, Sudarso, dan Wahdi   his private museum in Bandung. He   Batara Lubis hijrah dari Medan ke
            menjadi seorang kolonel dalam   Sumanta. Pada 1950, ia meneruskan   held two solo exhibitions in 1996 and   Yogyakarta pada awal 1950-an dan
            angkatan perang Indonesia. Bersama   pendidikannya di Académie de la   2003. He received a government   menempuh pendidikan di ASRI
            adiknya, ia dikirim ke Belanda di   Grande Chaumière di Paris, Prancis,   award, Satyalencana Kebudayaan, in   Yogyakarta tahun 1952. Ia kemudian
            mana ia menyempatkan belajar di   dan Rijksakademie voor Beeldende   2003. His works were exhibited in   belajar pada Affandi, Hendra Gunawan,
            Akademi Seni Rupa Amsterdam. Pada   Kunsten di Amsterdam, Belanda,   group exhibitions in Indonesia, Europe,   Sudarso, dan Trubus Soedarsono. Ia
            1947, mereka berpameran berdua di   1951. Saat kembali ke Indonesia,   United States, and Australia.   merupakan generasi sanggar Pelukis
            Museum Stedelijk di Amsterdam dan   ia mengajar di Institut Teknologi            Rakyat terakhir bersama Martian
            Museum Gemeente di Den Haag.   Bandung, Universitas Padjadjaran,   3.   Basoeki Abdullah    Sagara, Permadi Lyosta, Sjawal
            Mereka juga sempat mengadakan   dan Universitas Andalas. Ia juga     (Solo, 1915–Jakarta, 1993)   Sutrisno, A. Rahmad (Samson), dan
            sejumlah pameran seni di Belgia   ikut mendirikan Departemen Seni   Basoeki Abdullah lahir dari keluarga   Itji Tarmizi. Batara Lubis mengadakan
            dan Prancis, sebelum kembali ke   Rupa di IKIP Bandung. Sepanjang   seniman. Ayahnya, Abdullah   pameran tunggalnya pada 1956 di
            Indonesia. Pada 1954, mereka   hidupnya, Barli mendirikan beberapa   Soerjosoebroto, dan kakaknya,   beberapa kota seperti Yogyakarta,
            berpameran di Biennale Sao Paolo di   studio, termasuk Sanggar Seni Rupa   Sudjono Abdullah, merupakan   Medan, dan Jakarta. Ia pernah
            Brazil. Agus Djaya kemudian menetap   Jiva Mukti yang kemudian dikenal   pelukis lanskap terkemuka di Hindia   turut serta berpameran keliling di
            untuk berkarya di Bali. Ia menerima   dengan nama Gelanggang Karya   Belanda dan Indonesia. Ia menempuh   Cekoslowakia, Berlin, dan Austria.
            Hadiah Seni dari Pemerintah RI   (1948), Studio Rangga Gempol (1958),   pendidikan di Koninklijke Academie   Tahun 1970–1980-an, Batara Lubis
            sebelum akhir hayatnya.    dan Bale Seni Barli. Pada 1992, ia   voor Beeldende Kunsten di Den Haag   turut serta dalam pameran Biennale
              (Banten, 1913–Bogor, 1994)  mendirikan museum pribadinya di   pada 1933, dan sempat berkunjung   Indonesia dan secara konsisten
            Agus Djayasuminta, the brother of   Bandung. Barli berpameran solo   ke Paris dan Roma. Sekembalinya   menggunakan pendekatan dekoratifis
            Otto Djayasuntara, founded PERSAGI   di Jakarta pada 1996 dan 2003. Ia   ke Indonesia, ia belajar di bawah   dalam karyanya.
            with S. Sudjojono and became the   menerima penghargaan Satyalencana   bimbingan pelukis Schumacher. Ia   (Huta Godang, 1927–Yogyakarta, 1986)
            chairman of the organization. During   Kebudayaan dari pemerintah   sering diminta melukis untuk Istana   Batara Lubis migrated from Medan
            the Japanese occupation period, he   Indonesia pada 2003. Karya-karyanya   Kepresidenan pada masa jabatan   to Yogyakarta in the early 1950s to
            served as the head of the art division   telah dipamerkan dalam sejumlah   Presiden Sukarno. Ia terkenal   continue his study at ASRI Yogyakarta
            at Keimin Bunka Shidoso. He then   pameran kelompok di Indonesia,   dengan karya-karya potretnya yang   in 1952. He studied under Affandi,
            served as a colonel in the Indonesian   Eropa, Amerika, Asia, dan Australia.  menampilkan figur-figur terkenal.   Hendra Gunawan, Sudarso, and
            Army during the revolution. He      (Bandung, 1921-2007)  Karya-karyanya pernah dipamerkan di   Trubus Soedarsono. He was the last
            was sent to the Netherlands with       Barli started painting in 1935 when   Indonesia, Thailand, Malaysia, Jepang,   generation of sanggar (studio) painters
            his brother where he studied at the   he studied realism under Belgian   Belanda, Inggris, dan Portugal.   along with Martian Sagara, Permadi
            Academy of Fine Art in Amsterdam.   and Italian artists, Joz Pluiments and       (Solo, 1915 - Jakarta, 1993)Basoeki   Lyosta, Sjawal Sutrisno, A. Rahmat
            In 1947, they exhibited together at   Luigi Nobili. During this period, Barli   Abdullah was born in a family of artists.   (Samson), and Itji Tarmizi. Lubis held
            Stedelijk Museum in Amsterdam   established Kelompok Lima Bandung   His father, Abdullah Soerjosoebroto,   his solo exhibitions in several cities,
            and at the Gemeente Museum   with Affandi, Hendra Gunawan,   and his brother, Sudjono Abdullah,   including Yogyakarta, Medan, and
            in Den Haag. They held several   Sudarso, and Wahdi Sumanta. He   were well-known landscape painters in   Jakarta. He participated in a touring
            exhibitions in Belgium and France   continued his education in 1950 at   the Dutch East Indies and Indonesia.   exhibition in Czechoslovakia, Berlin,
            before they returned to Indonesia.   Académie de la Grande Chaumière in   He studied art at Koninkliijke   and Austria. He took part in Indonesia
            Afterwards, they participated in   Paris, France, and Rijksakademie voor   Academie voor Beeldende Kunsten   Biennale in in 1970-1980s and
            Sao Paolo Biennale in Brazil in 1954.   Beeldende Kunsten in Amsterdam, the   in Den Haag in 1933. During that   consistently worked with decorativism
            Djaya stayed in Bali for the rest of   Netherlands in 1951. When he returned   time, he visited Paris and Rome. He   in his paintings.
            his career. He received an Art Award   to Indonesia, he taught at several   continued to study painting under
            from the Indonesian government   institutions, including at Bandung   a Dutch painter, Schumacher. He   5.  Dullah
            before he passed away in 1994.   Institute of Technology, Padjadjaran   often received commissioned works      (Solo, 1919–Yogyakarta, 1996)
                                       University, and Andalas University. He   from the Presidential Palace during       Dullah mulai melukis bersama
   91   92   93   94   95   96   97   98   99   100   101