Page 12 - e-modul bab 13 PAI
P. 12
D. Pandangan Islam Terhadap Feminisme
Ide-ide feminisme tampaknya cukup menarik minat umat Islam
yang mempunyai semangat dan idealisme yang tinggi untuk mengu-
bah kenyataan yang ada menjadi lebih baik. Namun, bagaimanakah
sebenarnya Islam memandang ide dan gerakan ini? Dengan mengkaji
sejarah dan ide feminisme dan mengkaitkannya dengan ajaran Islam
akan ditemukan jawabannya.
Sejarah munculnya feminisme memperlihatkan bahwa femi-
nisme lahir dalam konteks sosio-historis khas negara-negara Barat
yang sekular dan materialistik, terutama ketika perempuan saat itu
tertindas oleh sistem masyarakat kapitalis yang mengeksploitasi
perempuan. Maka dari itu, mentransfer ide ini kepada umat Islam
yang memiliki sejarah dan nilai yang jauh berbeda jelas merupakan
tidak tepat dan tidak dapat dipertanggungjawabkan secara ilmiah.
Dalam pandangan Islam, ide dasar dan utama yang diper-
juangkan oleh feminisme berupa kesetaraan kedudukan dan hak
antara perempuan dengan laki-laki adalah sesuatu yang tidak benar
dan menyalahi kodrat kemanusiaan. Memang benar Islam
memandang perempuan dan laki-laki memiliki kedudukan yang
setara dalam sejumlah aspek, terutama aspek kemanusiaan. Namun
hal ini tidak membuat Islam memberikan hak-hak yang identik
kepada perempuan dan laki-laki dalam semua hal. Keadilan tidak
harus bermakna persamaan, bahkan harus berbeda jika kondisi dan
fungsi obyeknya berbeda (Muthahhari, 2003:72-74).
Allah SWT menciptakan laki-laki dan perempuan dengan
kondisi fisik, biologis, dan psikologis yang berbeda. Perbedaan-
perbedaan ini kemudian menimbulkan fungsi yang berbeda pada diri
mereka masing-masing. Oleh karena itu sangat bijaksana saat Allah
SWT membedakan hak dan kewajiban mereka. Bahkan Islam juga
menyebutkan sejumlah perbedaan hak dan kewajiban di antara
mereka yang malah saling melengkapi. Misalnya, hak isteri adalah
kewajiban suami, begitu juga sebaliknya. Semuanya telah diatur
demikian, karena laki-laki dan perempuan diciptakan berpasangan
(Q.S. Yasin:36).
Perkembangan ilmu pengetahuan sekarang, terutama ilmu
kedokteran dan fisiologi bahkan mencatat perbedaan keduanya
dengan sangat nyata. Pertama dari bentuk tubuhnya yang tidak sama.
Lebih jauh, ilmu pengetahuan melihat perbedaan- perbedaan dalam
hal berat otak laki-laki dan perempuan, sel-sel darah, susunan saraf,
hormon, yang secara biologis tidak sama. Perbedaan fisik dan biologis
ini menimbulkan watak yang berbeda pula, sehingga timbullah watak
11