Page 9 - e-modul bab 13 PAI
P. 9

Berkenaan  dengan  tafsir  terhadap  surat  al-Nisa‟  ayat  34
                   misalnya,  Shihab  (2005:354)  berpendapat  bahwa  kepemimpinan
                   laki-laki  atas  perempuan  dalam  ayat  tersebut  lebih  tepat  dimaknai
                   sebagai kepemimpinan dalam urusan keluarga. Sementara itu, surat
                   al-Ahzab ayat 33 oleh Shihab ditafsirkan sebagai bentuk penekanan
                   kepada  perempuan  yang  sudah  berkeluarga  agar  menitikberatkan
                   perhatian mereka pada pembinaan rumah tangganya.
                          Sedangkan  hadis  “Tidak  beruntung  satu  kaum  yang  menye-
                   rahkan  urusan  mereka  kepada  perempuan,”  kadang  disampaikan

                   tanpa  menyebutkan  konteks  (sebab)  munculnya,  yakni  ketika  itu
                   Rasul Allah SAW mengetahui bahwa masyarakat Persia mengangkat
                   Puteri Kisra sebagai penguasa mereka. Beliau bersabdasebagaimana
                   hadis diatas. Jadi, hadis tersebut ditujukan kepada masyarakat Persia
                   ketika  itu,  bukan  terhadap  semua  masyarakat  dan  dalam  semua
                   urusan (Sulaeman, 2004).
                          Mengenai  hadis  tentang  perempuan  adalah  setan,  ternyata
                   penyebab  turunnya  adalah  pada  saat  itu  Nabi  Muhammad  SAW

                   melihat  seorang  perempuan  yang  sangat  menarik  hatinya.  Nabi
                   kemudian kembali ke rumah, lalu “berkumpul” dengan salah seorang
                   isterinya, Zainab. Ketika Nabi SAW kemudian bertemu dengan para
                   sahabatnya,  Nabi  bersabda  sebagaimana  hadis  di  atas  (Sukri  (ed.),
                   2002:36).
                          Adapun hadis  tentang  perempuan  kurang akal dan agamanya,
                   bisa  ditelusuri  melalui  sisi  psikologis  atau  konteks  zaman,  dan
                   konteks  munculnya  hadis  tersebut.  Demikianlah  tindakan  yang
                   selayaknya  dilakukan  bila  ditemukan  hadis-hadis  atau  tafsir  yang

                   “merendahkan” perempuan.

                   C. Sejarah Dan Ragam Feminisme
                          Menurut  bahasa,  kata  feminisme  berasal  dari  bahasa  Latin,
                   femina  yang  berarti  perempuan.  Dalam  kamus  bahasa  Inggris,
                   Webster’s  Dictionary,  kata  feminism  diartikan  sebagai  sebuah
                   doktrin atau gerakan yang menganjurkan persamaan hak antara laki-
                   laki  dan perempuan di bidang sosial, politik,  dan ekonomi (Marios,

                   1991:490). Menurut Kamla Bhasin dan Nighat Said Khan, dua orang
                   feminis  dari Asia  Selatan,  feminisme adalah  “suatu  kesadaran akan
                   penindasan dan pemerasan terhadap perempuan dalam masyarakat,
                   di  tempat  kerja,  dan  dalam  keluarga,  serta  tindakan  sadar  oleh
                   perempuan  maupun  lelaki  untuk  mengubah  keadaan  tersebut”
                   (Kamla dan Nighat, 1995:5).




                                                           8
   4   5   6   7   8   9   10   11   12   13   14