Page 89 - E-MODUL KAPITA SELEKTA IPA
P. 89
BAB IX
PENUTUP
Kajian tentang metode dan sikap ilmiah, materi dan perubahannya,
sumber daya alam dan pelestariannya, gaya dan energi, sistem organ pada
manusia, bioteknologi dan bioetik, serta bumi dan alam semesta sangat penting
untuk dilakukan pendalaman. Pada topik-topik tersebut sering terjadi
miskonsepsi baik pada guru maupun peserta didik. Di samping itu, materi
terebut sangat penting dalam penerapannya di dalam kehidupan sehari-hari.
Metode ilmiah merupakan cara dalam mendapatkan pengetahuan ilmiah.
Atau dengan perkataan lain, pengetahuan yang diperoleh dengan
mempergunakan metode ilmiah dapat digolongkan menjadi pengetahuan yang
bersifat ilmiah atau disingkat menjadi pengetahuan ilmiah atau ilmu. Metode
ilmiah merupakan sintesis antara berpikir rasional dan bertumpu pada data
empiris. Kedua cara ini tercermin dalam berbagai langkah yang terdapat dalam
proses kegiatan ilmiah. Langkah-langkah metode ilmiah dapat dideskripsikan
sebagai berikut: penentuan dan perumusan masalah, penyusunan kerangka
berpikir, pengajuan hipotesis, pengujian hipotesis, dan penarikan kesimpulan.
Metode Ilmiah memiliki kriteria tertentu yang biasanya akan lebih mudah
jika dijelaskan menggunakan suatu contoh penerapan metode ilmiah. Kriteria-
kriteria tersebut antara lain: berdasarkan fakta, bebas dari prasangka,
menggunakan prinsip-prinsip analisis, perumusan Masalah atau pembuatan
hipotesis, menggunakan ukuran objektif, dan menggunakan teknik kuantitatif
dan kualitatif dalam melakukan eksperimen. Menurut Davis dan Cosenza
(1993:37), beberapa karakteristik metode ilmiah adalah sebagai berikut: metode
ilmiah bersifat kritis dan analitis, metode ilmiah adalah logis, metode ilmiah
adalah obyektif, metode ilmiah bersifat konseptual dan teoritik, metode ilmiah
adalah empiris, yaitu bersandar pada realitas, dan metode ilmiah adalah
sistematis.
Sikap ilmiah merupakan sikap yang harus ada pada diri seorang ilmuwan
atau akademisi ketika menghadapi persoalan-persoalan ilmiah. Kesembilan
aspek sikap ilmiah adalah sebagai berikut: sikap ingin tahu, sikap ingin
mendapatkan sesuatu yang baru, sikap kerja sama, sikap tidak putus asa, sikap
tidak purba sangka, sikap mawas diri, sikap bertanggungjawab, sikap berpikir
bebas, dan sikap kedisiplinan diri. Pentingnya menumbuhan sikap ilmiah pada
diri siswa sebagai salah satu dari tujuan mata pelajaran sains, tidak bisa
dilepaskan dari karakterisitik sains itu sendiri. Beberapa karakteristik yang unik
dari sains, yaitu; a) science rejects authority and authoritarianism, b) science is
honest, c) science rejects supernatural explanations as primary explanations for
observed phenomena, d) science is skeptical and rejects the notion that it is
possible to attain absolute truth, e) science is parsimonious, f) science seeks
consitency. Berdasarkan karakteristik sains yang unik tersebut, maka
pembentukan atau menumbuhan sikap ilmiah mutlak di lakukan sejak dini.
Dengan menumbuhkan sikap ilmiah sejak dini, sebenarnya membantu
membentuk karakter anak didik menjadi lebih menghargai kejujuran, menolak
hal-hal yang berbau tahayul atau tidak terlalu mudah percaya terhadap hal yang
sifatnya mistis, menyukai kesederhanaan, dan konsisten atas keyakinannya.
84