Page 84 - E-MODUL KAPITA SELEKTA IPA
P. 84

dan  berputar.  Bersamaan  dengan  itu,  juga  terjadi  proses  kondensasi
                  (pendinginan) sehingga kabut yang telah pecah itu berubah menjadi planet dan
                  satelit-satelitnya.

                  2. Teori Kabut atau Teori Nebula
                       Menurut teori ini, tata surya terbentuk dari kabut atau nebula yang terdiri
                  atas  helium  dan  hidrogen.  Itulah  sebabnya,  teori  ini  disebut  teori  nebula.
                  Beberapa teori yang mendukung teori kabut adalah sebagai berikut.
                  a) Teori Immanuel Kant
                       Teori ini dikemukakan oleh Immanuel Kant (1749-1827), seorang ilmuwan
                  berkebangsaan  Jerman.  Menurut  teori  ini,  di  angkasa  terdapat  kelompok-
                  kelompok  gas  yang  berisi  bermacam-macam  gas.  Kelompok  gas  yang
                  bermassa  besar  akan  menarik  kumpulan  gas  di  sekelilingnya  sehingga
                  kelompok  gas  ini  membentuk  kabut  besar.  Akhirnya,  kabut  besar  itu
                  membentuk matahari.

                  b) Teori Pierre Simon de Laplace
                       Teori  ini  beranggapan  bahwa  sejak  semula  kabut  gas  raksasa  telah
                  berputar  dan  dalam  keadaan  panas.  Kabut  raksasa  yang  panas  itu  selalu
                  memancarkan panasnya ke alam semesta sehingga berangsur-angsur menjadi
                  dingin  dan  menyusut.  Akibatnya  perputaran  kabut  itu  makin  cepat,  bagian
                  kutubnya  menjadi  pepat  dan  di  daerah  ekuatornya  terjadi  penumpukan  gas
                  akibat  perputaran  yang  makin  cepat,  sebagian  kabutnya  terlempar  keluar,
                  mendingin, dan akhirnya terbentuklah planet-planet.

                  c) Teori Planettisimal
                         Teori  planettesimal  dikemukakan  oleh  dua  orang  ilmuan  dari  Amerika
                  yang bernama Chamberlin dan Moulton pada tahun 1905. Seperti halnya teori
                  Kant dan Laplace, namun teori inipun mengangagap bahwa susunan tata surya
                  terjadi dari kabut atau nebula. Namun, bentuk kabutnya bukan merupakan bola,
                  melainkan  merupakan  bentuk  spiral  atau  merupakan  kabut  pilin.  Kabut  pilin
                  terdiri  atas  butir-butir  benda  padat  dan  dingin  yang  dinamakan  planettisimal.
                  Kabut  pilin  ini  berputar  mengelilingi  pusatnya.  Adapun  bentuk  lintasannya
                  bukan  merupakan  satu  bidang  datar  melainkan  tidak  teratur  sehingga  terjadi
                  tumbukan  antar  planettisimal.  Karena  tumbukan  yang  terjadi  berulang-ulang
                  dan  adanya  gaya  tarik-menarik  satu  sama  lain  (hukum  Gravitasi  Newton),
                  terjadilah  penumpukan-penumpukan  planettisimal  kecil  secara  terus-menerus.
                  Penumpukan  terbesar  terjadi  di  tengah.  Permukaan  di  tengah  akhirnya
                  membentuk matahari, sedangkan inti-inti kecil di luar matahari menjadi planet-
                  planet.

                  3. Teori Bintang Kembar
                         Hipotesis bintang kembar awalnya dikemukakan oleh Fred Hoyle (1915-
                  2001)  pada  tahun  1956.  Hipotesis  mengemukakan  bahwa  dahulunya  Tata
                  Surya  kita  berupa  dua  bintang  yang  hampir  sama  ukurannya  dan  berdekatan
                  yang  salah  satunya  meledak  meninggalkan  serpihan-serpihan  kecil.  Serpihan
                  itu  terperangkap  oleh  gravitasi  bintang  yang  tidak  meledak  dan  mulai
                  mengelilinginya sehingga terbentuklah tata surya.







                                                           79
   79   80   81   82   83   84   85   86   87   88   89