Page 80 - E-MODUL KAPITA SELEKTA IPA
P. 80
BAB VIII
BUMI DAN ALAM SEMESTA
1. Sub Capaian Pembelajaran Mata Kuliah
Setelah mempelajari topik ini mahasiswa mampu
1. Menjelaskan proses terbentuknya alam semesta dengan benar;
2. Menjelaskan bumi dan struktur lapisan bumi;
3. Menjelaskan pengertian tata surya, asal usul tata suya, dan susunan tata
surya;
4. Menjelaskan benda-benda langit lainnya
2. Uraian Materi
A. Proses Terbentuknya Alam Semesta
Matahari merupakan pusat sistem tata surya kita (Heliosentris), dikelilingi
oleh planet-planet, komet-komet, meteor-meteor, debu, dan gas antar planet.
Peredaran planet mengelilingi matahari disebut gerak revolusi, planet-planet
disamping mengintari matahari juga beredar mengelilingi sumbunya, gerak ini
disebut gerak rotasi.
Waktu yang diperlukan untuk satu putaran revolusi disebut kala revolusi
(satu tahun). Untuk bumi kala revolusi atau satu tahunnya 365,25 hari.
Sedangkan waktu yang dibutuhkan oleh suatu planet beredar mengelilingi
sumbunya disebut kala rotasi (satu hari). Untuk planet bumi kala rotasi atau
satu harinya 23 jam 56 menit 4 detik.
Teori Terbentuknya Alam Semesta
a) Teori Ledakan Hebat (Big Bang)
Georges Lemaitre (1930), teori ini berawal dari hasil pengamatan terhadap
bintang-bintang di langit selama ratusan tahun. Dari hasil pengamatan yang
cermat ternyata posisi bintang-bintang itu tidak tetap satu terhadap yang lain,
tampak semakin menjauh. Hipotesisnya adalah bahwa ada suatu massa yang
sangat besar dengan berat jenis yang sangat besar, meledak dengan hebat,
melemparkan semua jasad kesegala arah menjauhi pusat ledakan berupa
massa pijar karena memiliki energi yang sangat besar. Massa pijar itu dikenal
dengan bintang-bintang atau kelompok-kelompok bintang. Gagasan ini senakin
terkenal setelah mendapat dukungan dari Edwin Hubbel yang menjelaskan
bahwa bintang-bintang itu ternyata berubah warnanya cenderung ke arah
warna merah. Dengan menggunakan ”efek dopler”, ia membenarkan bahwa
semua bintang bergerak saling menjauh. Efek dopler terjadi ketika benda
bercahaya saling mendekat terjadi peningkatan frekuensi cahaya sehingga
warnanya menjadi cenderung kebiru. Sebaliknya, bila saling menjauh terjadi
penurunan frekuensi cahaya sehingga warnanya cenderung menjadi merah.
Fakta menjauhnya bintang-bintang dapat digambarkan sebagai balon karet
yang ditiup, di mana setiap permukaan akan menjauh.
b) Teori Ekspansi-kontraksi
Herman Bondi, Thomas Gold dan Fred Hoyle (1948) mengatakan
bahwa alam semesta dalam keadaan diam hanya mengalami siklus ”masa
ekspansi” (mengembang) dan masa kontraksi (mengkerut).
75