Page 41 - E-MODUL KONSEP DASAR PPKN SD_Neat
P. 41

negara republik dan berkedaulatan rakyat, memiliki dasar negara Pancasila,
                   serta sebagai negara yang berdasarkan konstitusi dan hukum. Berdasarkan
                   uraian  tersebut,  tepatlah  dikatakan  bahwa  Pembukaan  UUD  Negara  RI
                   Tahun  1945  memiliki  makna  yang  sangat  dalam  dan  mempunyai  kekuatan
                   hukum yang tetap yang selalu akan dipertahankan oleh bangsa Indonesia.
                          Endang  Sudardja  A.  (1980)  berpendapat  bahwa  Pembukaan  UUD
                   Negara  RI  Tahun  1945  merupakan  Stats  fundamental  norm  (pokok  kaidah
                   negara yang fundamental) dari negara Republik Indonesia yang mempunyai
                   kedudukan kuat dan tetap serta melekat pada kelangsungan hidup negara RI.
                   Jadi pembukaan itu tidak dapat diubah secara hukum.
                          Untuk dapat memahami dengan baik UUD suatu negara, tidak cukup
                   hanya mempelajari bunyi pasal-pasalnya saja, tetapi harus menyelidiki juga
                   bagaimana  praktiknya  dan  bagaimana  suasana  kebatinannya  (geistlichen
                   hintergrund)  dari  UUD  itu.  Kemudian  untuk  mengerti  sungguh-  sungguh
                   maksudnya UUD dari suatu negara, kita harus mempelajari juga bagaimana
                   terjadinya teks itu, keterangan-keterangannya, dan juga dalam suasana apa
                   teks itu dibuat.
                          Selanjutnya bagian kedua dari UUD Negara RI 1945, yaitu Pasal-pasal
                   UUD Negara RI 1945. Pertanyaan pertama yang perlu kita jawab yaitu ”apa
                   saja  muatan  suatu  UUD  atau  konstitusi”?  Setiap  UUD  atau  konstitusi  yang
                   berlaku disetiap negara tentu mempunyai muatan materi yang berbeda-beda
                   tergantung  pada  kepentingan  dan  kondisi  negara  itu  sendiri.  Namun
                   demikian, Sri Soemantri (1987:51) berpendapat bahwa pada umumnya UUD
                   atau konstitusi berisi tiga hal pokok, yaitu (1) adanya jaminan terhadap hak-
                   hak  asasi  manusia  dan  warga  negara;  (2)  ditetapkannya  susunan
                   ketatanegaraan  suatu  negara  yang  bersifat  fundamental,  dan  (3)  adanya
                   pembagian  dan  pembatasan  tugas  ketatanegaraan  yang  juga  bersifat
                   fundamental.
                          Lembaga-lembaga negara mempunyai tugas dan wewenang masing-
                   masing yang telah ditetapkan dalam UUD Negara RI 1945. Namun demikian,
                   diantara  lembaga-lembaga  tersebut  dimungkinkan  adanya  hubungan  kerja,
                   seperti  antara  Presiden  dengan  DPR  dalam  membuat  undang-undang  dan
                   menetapkan  APBN.  Demikian  pula  antara  Presiden  dengan  Mahkamah
                   Agung dalam memberikan grasi dan rehabilitasi.
                          Dalam  teori  kekuasaan,  kita  mengenal  teori  pemisahan  kekuasaan
                   (Separation  of  Power)  dan  pembagian  kekuasaan  (distribution  of  power).
                   Teori  Pemisahan  kekuasaan  berarti  kekuasaan negara  itu  terpisah-pisah
                   dalam beberapa bagian, baik mengenai organnya maupun fungsinya. Dengan
                   kata  lain,  lembaga  pemegang  kekuasaan  negara  yang  meliputi  lembaga
                   legislatif, eksekutif dan yudikatif merupakan lembaga yang terpisah satu sama
                   lainnya, berdiri sendiri tanpa memerlukan koordinasi dan kerjasama. Setiap
                   lembaga menjalan fungsinya masing-masing.
                          Melalui empat tahap perubahan tersebut, UUD Negara RI 1945 telah
                   mengalami  perubahan  yang  cukup  mendasar  antara  lain  menyangkut
                   kelembagaan negara dan hubungan antar lembaga negara, pemilihan umum,
                   pembatasan kekuasaan Presiden dan Wakil Presiden, mempertegas sistem
                   pemerintahan  presidensiil,  memperkuat  kedudukan  DPR  sebagai  lembaga
                   legislatif, pemerintahan daerah, pendidikan dan kebudayaan, perekonomian




                                                           35
   36   37   38   39   40   41   42   43   44   45   46