Page 48 - E-MODUL KONSEP DASAR PPKN SD_Neat
P. 48
Selain hal-hal di atas yang merupakan kondisi objektif bangsa
Indonesia, maka secara internasional atau mendunia, bangsa Indonesia juga
sudah beberapa kali dipercaya oleh bangsa- bangsa lain untuk
menyelenggarakan pertemuan-pertemuan yang bersifat internasional yang
juga tidak sedikit melahirkan sejarah bagi bangsa-bangsa lain. Kita masih
ingat apa yang terjadi pada tahun 1955, dimana bangsa Indonesiaa
dipercaya untuk menjadi tuan rumah dalam menyelenggarakan Konferensi
Asia Afrika yang dampaknya sangat luas bagi bangsa-bangsa di wilayah
Asia-Sfrika dalam upaya memerdekakan diri dari belenggu penjajah, terutama
yang masih belum merdeka saat itu.
Sebagai bukti rasa cinta dan bangga yang sangat mendalam terhadap
wilayah tanah air, banyak di antara seniman-seniman kita yang
merefleksikannya dalam bentuk syair maupun lagu. Kita masih ingat ada lagu
”Rayuan Pulau Kelapa” yang dikarang Ismail Marzuki, kita juga masih ingat
ada beberapa lagu karya Koes Plus yang diberi judul Nusantara dan Kolam
Susu yang menggambarkan betapa indah dan suburnya keadaan alam
Indonesia.
Kesemuanya itu sudah barang tentu merupakan alasan yang sangat
obyektif untuk menjadikan kita merasa bangga sebagai bangsa Indonesia.
Perasaan bangga sebagai bangsa Indonesia sudah barang tentu bukan hanya
sekedar retorika belaka, akan tetapi harus dibuktikan dengan karya-karya
nyata, baik dalam bentuk partisipasi dalam pembangunan maupun dalam
bentuk karya-karya yang dihasilkannya. Untuk lebih jelasnya pemahaman
terkait dengan kebanggaan sebagai bangsa dapat di simak pada link berikut
https://www.youtube.com/watch?v=AsUdqTxyzf8
b. Sumpah Pemuda
Pada masa penjajahan, rakyat Indonesia sangat menderita. Pada saat
itu Indonesia sangat tertekan , tersiksa, merasa tidak aman, dan tidak
nyaman tanggal di tanah airnya sendiri. Rakyat Indonesia ingin melepaskan
diri dari penjajahan tersebut. Oleh karena itu rakyat Indonesia dari setiap
daerah melakukan perlawanan terhadap penjajah. Perlawanan tersebut
berlansung sendiri- sendiri di setiap daerah sehingga perlawanan tersebut
mengalami kegagalan. Perlawanan terhadap penjajah juga dilakukan oleh
raja-raja pada saat itu. Namun perlawanan itu juga mengalami kegagalan.
Kegagalan-kegagalan tersebut terjadi karena para raja dan rakyat
pada saat itu berjuang sendiri-sendiri. Mereka mudah diadu domba. Tidak
ada persatuan dan kesatuan antara mereka. Tidak ada koordinasi
perlawanan rakyat waktu itu. Kegagalan rakyat Indonesia mengusir para
penjajah menyadarkan beberapa pemimpin saat itu. Mereka sadar jika
perlawanan terhadap penjajah dilakukan secara terpisah-pisah, maka
kegagalanlah yang didapat. Beberapa pemimpin itu kemudian mengajak
rakyat Indonesia bersatu. Mereka bersatu untuk mengusir para penjajah.
Sebagai wadah persatuan mereka membentuk organisasi politik. Organisasi
politik tersebut bergerak di bidang pendidikan dan sosial. Pelopor organisasi
tersebut adalah Budi Utomo. Organisasi ini dipelopori oleh Dr.Wahiodin
Sudirohusodo dan didirikan pada tanggal 20 Mei 1908. organisasi Budi Utmo
42