Page 33 - E-Modul Pendidikan IPS SD
P. 33
merupakan suatu bahan kajian yang sangat penting ddalam Ilmu Pengetahuan
Sosial.
Schuneke (1988:16) mengemukakan bahwa generalisasi merupakan
abstraksi dan sangat terikat konsep. Cara paling mudah untuk memahami
generalisasi dalam hubungannya dengan konsep adalah dengan cara menelusuri
proses terbentuknya generalisasi. Untuk itu dibutuhkan sedikitnya 2 konsep, bisa
dari satu disiplin ilmu social atau dari disiplin ilmu yang berbeda. Misalnya dari
bidang keilmuan sosiologi saja atau paduan dari sosiologi dan sejarah, atau disiplin
ilmu social lainnya. Misalnya, anggot ABRI mempunyai cara tersendiri dalam
membangun hubungan interpersonalnya, khususnya dalam hubungan hierarkis
menurut jenjang kepangkatan. Kelompok lain misalnya, pegawai negeri, karyawan,
kehidupan disekolah, dan lain-lain, juga memiliki cata tersendiri yang mengatur
hubungan interpersonalnya tersebut.
Generalisasinya, yaitu setiap grup memiliki sistem norma yang
membimbing perilaku anggotanya. Contoh diatas menunjukkan terbentuknya
generalisasi dari dua konsep dalam sosiologi, yaitu konsep grup (kelompok) dan
konsep norma. Secara sederhana dapat disimpulkan bahwa generalisasi
menunjukkan adanya hubungan diantara konsep dan berisi pernyataan yang bersifat
umum, tidak terikat pada situasi khusus. Generalisasi dibentuk untuk membantu
kita agar dapat memahami/mengerti tentang “dunia dimana kita hidup”. Secara
singkat telah kita kemukakan pengertian fakta, konsep, dan generalisasi. Pengertian
generalisasi dalam sejarah berbeda dengan generalisasi dalam disiplin ilmu sosial
lainnya. Generalisasi dalam sejarah merupakan contradiction in terminis karena
sifatnya yang unik yang menunjukkan bahwa peristiwa sejarah itu tidak terulang
lagi. Namun di dalam sejarah ada juga kemungkinan perulangan, dalam arti bahwa
yang berulang itu adalah hal-hal yang berkaitan dengan pola perilaku manusia yang
berorientasi nilai, sistem sosial, kebutuhan ekonomi, kecenderungan psikologis.
Generalisasi sejarah dalam konteks IPS bukan untuk dihafalkan melainkan
untuk dipahami dan diaplikasikan kepada situasi baru yang dihadapi. Untuk
meningkatkan kemampuan uitu diperkenalkan gagasan-gagasan dan pemikiran-
pemikiran yang sesuai dengan kemampuan berpikir siswa sehingga mereka dapat
menghadapi permasalahan yang berkaitan dengan sejarah. Tugas guru
28