Page 44 - E-Modul Pendidikan IPS SD
P. 44

dalam  tahap  operasional-kongkrit,semestinya  lebih  menekankan  pada  upaya
                        pengenalan,  pendidikan,dan  penginternalisasikan  nilai  secara  empirikal.  Acuan

                        pengembangan model pendidikan nilaii yang sama diaplikasikan dalam pendidikan
                        IPS  lebih  cendrung  menekankan  pada  pemahaman  materi  dan  cenderung

                        mengabaikan aspek nilainya. Untuk anak sekolah menengah,nilai-nilai yang logis

                        dibelajarkan  diantaranya  adalah  nilai  kesetiakawanan,nilai  kebersihan,nilai
                        kegotong  royongan,nilai  demokrasi,nilai  kekeuargaan,nilai  kebangsaan,dan  nilai

                        kemandirian. Artinya tingkat keberhasilan pendidikan nilai dalam pendidikan IPS
                        banyak di kontribusi oleh kemampuan dan keterampilan guru dalam memilih model

                        pembelajaran dan pengembangan konsep bahan ajar itu sendiri.


                        4.3  Pendidikan Multikultur dalam Pembelajaran IPS

                               Pendidikan multikultur merupakan konsep pendidikan yang muncul pada
                        masa setelah perang dunia kedua.Pendidikan multikultur merupakan gejala baru di

                        dalam pergaulan umat manusia yang menambakan persamaan hak, termasuk hak

                        untuk mendapatkan pendidikan. Pendidikan multikultur menjadi acuan beberapa
                        negara, baik di Amerika, Eropa, Asia maupun Australia yang penduduknya relatif

                        heterogen.  Proses pendidikan multikultur harus dilaksanakan dalam susasana yang
                        demokratis,  tidak  ada  pemaksaan,dan  pemberian  kesempatan  yang  luaskepada

                        siswa  untuk  berpikir  kristis  dan  leluasa  mengakses  informasi  yang  dibutuhkan.
                        Yang paling relevan, integrasi pendidikan multikultur dalam pembelajaran PKn dan

                        IPS pada dasarnya sudah terlihat dari Candraan kompetensi di kedua mata pelajaran

                        tersebut.  Fakta  dilapangan  ternyata  menunjukan  bahwa  guru  belum  mampu
                        mengembangkan dan membelajarkan kompetensi  pendidikan multikultur hal  ini

                        terjadi  karena  guru  belum  memiliki  kemampuan  dan  keterampilan
                        mengembangkan,  mengorganisir,  dan  membelajarkan  serta  menilai  kompetensi

                        pendidikan  multikultur.  Jadi  pada  dasarnya  dalam  mata  pelajaran  PKn  dan  IPS
                        terbuka  peluang  untuk  mengintergrasikan  pendidikan  multikultur.  Disisi  lain,

                        pendidikan multikultur pada saat ini telah menjadi kebutuhan bagi sebagian besar

                        bangsa yang memiliki tingkat hiterogenitas tinggi, termasuk Indonesia.






                                                                                                     39
   39   40   41   42   43   44   45   46   47   48   49