Page 39 - E-MODUL PERSPEKTIF GLOBAL_Neat fix
P. 39

c. Kelemahan Perserikatan Bangsa-Bangsa
                         Penyelesaian masalah konflik yang terjadi di dunia ini dilakukan dengan
                  melaksanakan  sistem  keamanan  bersama  (collective  security).  PBB
                  memebentuk  PKO  (Peace  Keeping  Operations)  atau  penjaga/pemilih
                  perdamaian  yang  anggotanya  terdiri  dari  negara-negara  anggota  PBB  Joint
                  action melalui pasukan penjaga perdamaian ini jarang menimbulkan masalah.
                  Pasal 23 Piagam PBB menyebutkan bahwa anggota tetap Dewan Keamanan
                  PBB (yang berarti memiliki hak Veto) adalah AS, Uni Soviet (Sekarang Rusia),
                  China,  Inggris,  dan  Prancis.  Ketidaksetujuan  Veto  salah  satu  anggota  tetap
                  sudah  cukup  untuk  membuat  eksekusi  dari  suatu  tindakan  pelaksanaan  tidak
                  mungkin  dilakukan,  meskipun  anggota  Dewan  Keamanan  lainnya  (baik  yang
                  tetap maupun tidak tetap) semua telah menyetujuinya, misalnya: invasi AS ke
                  Grenada,  invasi  China  ke  Tibet,  dan  sebagainya.  Menurut  pasal  18  Piagam
                  PBB, setiap anggota Majelis Umum masing-masing akan mempunyai 1 suara,
                  dan setiap keputusan harus diambil  oleh suara mayoritas anggota yang hadir
                  memberikan  suara  (1/2+1),  sedangkan  yang  menyangkut  masalah  penting,
                  keputusannya harus disetujui oleh mayoritas 2/3 suara yang hadir. Veto telah
                  melanggar  arti  kebulatan  suara.  Kaidah  kebulatan  suara  menyabutkan  “tanpa
                  persetujuan  saya,  keputusan  anda  tidak  mengikat  saya”,  sedangkan  veto
                  mengatakan “tanpa persetujuan saya, tidak ada keputusan sama sekali”.
                         Permasalahan  lain  yang  dihadapai  PBB  adalah  dana,  sebagai  sebuah
                  organisasi  nirlaba/non-profit  (tidak  bertujuan  untuk  memperoleh  keuntungan)
                  maka  dana  untuk  biaya  kegiatan  PBB  didapatkan  dari  kontribusi/iuran  para
                  anggota.  Biasanya  iuran  didasarkan  atas  GNP  negara  anggota,  yang  kaya
                  (tinggi  GNP-nya)  maka  iurannya  juga  tinggi;  donasi/sumbangan  dari  para
                  donatur, penjualan tiket masuk tur di dalam gedung PBB, dan sebagainya.

                  Hubungan/Kerjasama Internasional
                  a. Hubungan Kerjasama Utara-Selatan
                         Banyak  orang  meyakini  bahwa  terjadinya  konflik  bahkan  peperangan
                  yang  terjadi  di  dunia  ini  disebabkan  oleh  adanya  masalah  kemiskinan.
                  Penyerangan       Jepang     atas    China    dan    Manchuria      dalam     rangka
                  mempertahankan  suplai/penyediaan  bahan-bahan  mentah  yang  diperlukan
                  jepang sebagai negara yang miskin akan sumber-sumber alam. Selesainya PD
                  II telah menghasilkan hubungan Barat-Timur, yaitu pertentangan antara idiologi
                  kapitalisme  dan  sosialisme,  sekalipun  demikian  akar  permasalahannya  tetap
                  sama, yaitu masalah kemiskinan. Idiologi kapitalisme maupun sosialisme sama-
                  sama  menawarkan  penyelesaian  masalah  kemiskinan,  hanya  caranya  yang
                  berbeda.  Kapitalisme  menawarkan  penyelesaian  dengan  sistem  pemilikan
                  pribadi  atas  alat  produksi  dan  persaingan  di  pasar  bebas  (Ebenstein,  h.148-
                  149) dalam Umi Oktyari (1998/1999: 95), sedangkan sosialisme dengan sistem
                  pengaturan  bersama  produksi  dan  distribusi  (Ebenstein,  h.242)  dalam  Umi
                  Oktyari (1998/1999: 95).
                         Pertemuan  di  Bretton  Woods,  New  Hampshire,  Amerika  Serikat  pada
                  bulan  Juli  1944  yang  dihadiri  oleh  44  negara  bertujuan  untuk  menciptakan
                  dunia  yang  ekonominya  makmur  dan  merata.  Dari  pertemuan  ini  lahir  2
                  lembaga besar yang masih berperan hingga saat ini, yaitu IBRD (International
                  Bank For Reconstruction Development) atau yang dikenal dengan World Bank


                                                                                                    36
   34   35   36   37   38   39   40   41   42   43   44