Page 68 - E-Modul Bahasa Indonesia
P. 68
- Di sekolah murid-murid dilarang merokok.
- Di sekolah murid-murid tidak boleh merokok.
• Kalimat Pleonastis
Suatu kalimat dikatakan pleonastis jika kalimat itu mengandung sifat berlebih-
lebihan. Setidaknya ada empat penyebab terjadinya kalimat pleonastis, yaitu:
1. Dalam satu frase terdapat dua atau lebih ungkapan kata yang bersinonim;
2. Bentuk jamak yang dinyatakan dua kali;
3. Pengertian satu kata sudah terkandung dalam kata yang lain pembentuk frase itu;
dan
4. Kata penanda jamak diikuti oleh bentuk jamak.
Contoh:
1. Demi untuk kekasihnya, dia mau melakukan apa saja. (tidak baku)
2. Demi kekasihnya, dia mau melakukan apa saja. (baku)
3. Untuk kekasihnya, dia mau melakukan apa saja. (baku)
4. Para hadirin dimohon berdiri. (tidak baku)
5. Hadirin dimohon berdiri. (baku)
6. Para undangan dimohon terdiri. (baku)
7. Mereka menabung di Bank BNI. (tidak baku)
8. Mereka menabung di BNI. (baku)
• Kalimat Ambigu
Ambiguitas berasal dari bahasa Inggris yaitu ambiguity yang berarti suatu konstruksi
yang dapat ditafsirkan lebih dari satu arti. Ambiguitas sering juga disebut ketaksaan.
Ketaksaan dapat diartikan atau ditafsirkan memiliki lebih dari satu makna akan sebuah
konstruksi sintaksis. Tidak dapat dipungkiri keambiguan yang mengakibatkan terjadinya
lebih dari satu makna ini dapat ter jadi saat pembicaraan lisan ataupun dalam keadaan
tertulis.
Saat pembicaraan lisan mungkin dapat diantisipasi dengan pengucapan yang agak
perlahan, sedangkan untuk yang tertulis apabila kurang sedikit saja tanda baca maka kita
akan menafsirkan suatu kalimat atau kata menjadi berbeda dari makna yang diinginkan
oleh penulis.
Contoh:
1. Mobil dekan yang baru itu sudah diganti
Terhadap kalimat tersebut, bisa ditanyakan, apakah yang baru itu mobil atau
dekan. Apabila yang baru itu dekan, kalimat itu selayaknya disusun menjadi
Mobil dekan-baru itu sudah diganti. Pada sisi lain, j’ika yang baru adalah mobil,
kalimat itu semestinya disusun menjadi Mobil-baru dekan itu sudah diganti.
66