Page 24 - E-MODUL KAPITA SELEKTA IPS
P. 24
b. Menghormati agama yang diyakini oleh orang lain.
c. Tidak memaksakan keyakinan agama kita kepada orang yang berbeda
agama.
d. Bersikap toleran terhadap keyakinan dan ibadah yang dilaksanakan oleh
yang memiliki keyakinan dan agama yang berbeda.
e. Tidak memandang rendah dan tidak menyalahkan agama yang berbeda.
3.5 Empat Pilar Kebangsaan
Setiap bangsa harus memiliki suatu konsepsi dan konsensus bersama
menyangkut hal-hal fundamental bagi keberlangsungan, keutuhan dan kejayaan
bangsa yang bersangkutan. Dalam pidato di Perserikatan BangsaBangsa, pada 30
September 1960, yang memperkenalkan Pancasila kepada dunia, Presiden
Soekarno mengingatkan pentingnya konsepsi dan cita-cita bagi suatu bangsa:
“Arus sejarah memperlihatkan dengan nyata bahwa semua bangsa memerlukan
suatu konsepsi dan cita-cita. Jika mereka tak memilikinya atau jika konsepsi dan
cita-cita itu menjadi kabur dan usang, maka bangsa itu adalah dalam bahaya”
(Soekarno, 1989).
Maka dari itu Majelis Permusyawaratan Rakyat, sesuai dengan tugas yang
diamanatkan oleh Undang-Undang Nomor 17 Tahun 2014 dan Undang-Undang
Nomor 42 Tahun 2014 tentang MPR, DPR, DPD, dan DPRD melaksanakan
agenda pemantapan kehidupan berbangsa dan bernegara melalui Sosialisasi
Empat Pilar Kebangsaan. Empat Pilar Kebangsaan adalah tiang penyangga yang
kokoh (soko guru) agar rakyat Indonesia merasa nyaman, aman, tenteram dan
sejahtera serta terhindar dari berbagai macam gangguan dan bencana.
Pilar adalah tiang penyangga suatu bangunan agar bisa berdiri secara
kokoh. Empat Pilar Kehidupan Berbangsa dan Bernegara adalah kumpulan nilai-
nilai luhur yang harus dipahami seluruh masyarakat. Dan menjadi panduan dalam
kehidupan ketatanegaraan untuk mewujudkan bangsa dan negara yang adil,
makmur, sejahtera dan bermartabat. Konsep Empat Pilar Kehidupan Berbangsa
dan Bernegara terdiri dari Pancasila sebagai dasar dan ideologi negara, Undang-
Undang Dasar Negara Republik Indonesia sebagai konstitusi negara serta
20