Page 61 - E-MODUL KETERAMPILAN BERBAHASA DAN APRESIASI SASTRA
P. 61
Dari balik kaca, matanya cemburu memandang Barangkali
ingin menjadi manusia, menjadi aku Yang pergi memancing
di hari minggu.
(2) Rasa (feeling) ialah sikap pandang (pendapat) penyair
terhadap pokok persoalan/tema tertentu. Ada penyair yang
bersikap simpati-antipati, setuju-tidak setuju, dll. Misalnya
Chairil Anwar dalam masih bersikap menerima terhadap
gadis yang telah mengecewakannya dengan persyaratan
tertentu. Sebaliknya Armyn Pane bersikap menolak
terhadap gadis yang telah mengecewakannya. Hal itu
terungkap dalam puisinya masing-masing sebagai berikut.
PENERIMAAN
Chairil Anwar
Kalau kau mau, kuterima kembali
Dengan sepenuh hati
Aku masih tetapi sendiri
Kutahu kau yang bukan dulu lagi
Bak kembang sari sudah terbagi
Jangan tunduk!
Tantang Aku
dengan berani
(3) Nada (tone) ialah sikap bahasa penyair terhadap penikmat
karyanya. Ada penyair bersikap didaktis, persuasif, sinis
(ironis), tawadhu (rendah diri), dan sebagainya.
(4) Amanat. Amanat adalah pesan, nasihat, petuah, yang
disampaikan oleh penyair dalam karyanya baik secara
langsung atau tak langsung. Pesan tersebut dapat
dijadikan sebagai perluasan wawasan, memperkaya
pengalaman, dan memperhalus budi pekerta, serta
mempertinggi nilai- nilai kemanusiaan. Misalnya larik puisi
Chairil Anwar yang berbunyi “/pilih kuda liar/ pacu sampai
melaju / jangan tambatkan pada siang dan malam/”, antara
lain mengandung amanat bahwa kita harus hidup dengan
penuh semangat, selalu memanfatkan waktu secara
dinamis- kreatif.
Penerapan pendekatan analitis dalam upaya meningkatkan
apresiasi sastra secara produktif sejalan dengan pendapat
Badriyah (2000) tentang langkah-langkah menulis puisi sebagai
berikut.
a) Mengamti suatu objek secara cermat.
b) Tentukan tema lalu dijadikan judul puisi
c) Susun alur (kronologis / spasial) lalu kembangkan menjadi
cerita
56