Page 86 - E-MODUL KETERAMPILAN BERBAHASA DAN APRESIASI SASTRA
P. 86
BAB XV
PENUTUP
Keterampilan berbahasa dapat dibagi menjadi dua, yakni secara lisan dan
tulis. Dari kelompok keterampilan berbahasa secara lisan, meliputi menyimak
dan berbicara. Sedangkan dari kelompok keterampilan berbahasa secara tulis,
meliputi membaca dan menulis.
Menyimak dan berbicara merupakan kegiatan komunikasi dua arah yang
berlangsung melalui tatap muka atau bersifat resiprokal. Menyimak adalah
kegiatan berbahasa yang bersifat reseptif. Menyimak merupakan kegiatan
mendengarkan bunyi bahasa, menginterpretasi, mengidentifikasi, di dalam
bahasa simakan. Berbicara adalah proses berkomunikasi yang melibatkan
pembicara dan lawan bicara dengan berbagai tujuan. Tujuan berbicara adalah
untuk menyampaikan informasi secara lisan, menanamkan etika, sopan santun,
budi pekerti kepada siswa dan orang lain yang ada di sekitarnya, dan menarik
minat atau perhatian lawan bicara agar benar-benar memperhatikan pokok
pembicaraan.
Membaca dan menulis merupakan keterampilan berbahasa yang tidak
dapat dipisahkan. Dalam pembelajarannya, kedua keterampilan ini dibahas
secara integratif dan komunikatif. Oleh karena itu, guru hendaknya berupaya
meningkatkan keterampilan tersebut dengan memberikan kesempatan kepada
siswa untuk berkomunikasi secara tertulis. Siswa mengimplementasikan kedua
keterampilan tersebut secara terpadu dalam kehidupan sehari-hari untuk
berkomunikasi secara tertulis.
Empat keterampilan berbahasa ini dapat dapat digunakan dalam
kehidupan sehari-hari, maupun diaplikasi pada pembelajaran bahasa dan sastra
Indonesia. Dalam pembelajaran sastra, kita mengenal istilah apresiasi sastra.
Apresiasi sastra secara reseptif secara umum dapat diartikan sebagai
penghargaan, penilaian, dan pengertian terhadap karya sastra yang berbentuk
puisi maupun prosa yang dapat dilakukan dengan cara membaca,
mendengarkan, dan menyaksikan pementasan drama. Dalam melakukan
apresiasi sastra secara reseptif dapat dilakukan melalui pendekatan emotif,
pendekatan didaktis dan pendekatan analitis
Apresiasi produktif adalah apresiasi karya sastra yang menekankan
pada proses kreatif dan penciptaan. Dalam melakukan apresiasi sastra
secara produktif, maka dapat dilakukan dengan menggunakan dua
pendekatan, yaitu: pendekatan parafrase dan pendekatan analitis. Parafrase
merupakan salah keterampilan yang dapat meningkatkan apresiasi sastra
siswa. Melalui parafrase, siswa berlatih mengubah bentuk karya sastra
tertentu menjadi bentuk karya sastra yang lain tanpa mengubah tema atau
gagasan pokoknya. Sedangkan pendekatan analitis merupakan
pendekatan yang mengarahkan pembaca untuk memahami unsur-unsur
instrinsik yang menangun suatu karya sastra tertentu dan hubungan
antarunsur yang satu dengan lainnya sebagai suatu kesatuan yang utuh.
Dalam apresiasi sastra, terdapat beberapa sastra yang dapat dikaji, salah
satunya adalah Sastra Anak.
81