Page 48 - E-MODUL PENDIDIKAN SENI MUSIK
P. 48
sama, paranada ini dugunakan untuk menuliskan lambang-lambang bunyi
dalam sebuah notasi, sesuai dengan sifat nada yang dimaksudkan.
Paranada dapat diartikan juga garis-garis yang mewakili lambang-
lambang bunyi sesuai dengan tinggi atau rendahnya sifat nada, dengan
adalanya sistem paranada, seniman maupun musisi lebih mudah
memainkan sebuah lagu.
Menurut Bonoe “2003:180” Bahwa pengertian harmoni ialah cabang
ilmu pengetahuan musik yang membahas dan juga membicarakan terkait
keindahan komposisi musik. Menurut Malm “1996:15” Bahwa harmoni
yang terdiri dari tiga atau lebih nada yang dibunyikan secara bersama-
sama pada umumnya disebut dengan akord. Harmoni dapat diartikan
sebagai ilmu untuk menyusun dan menyambung akor-akor. Harmoni juga
dapat dikatakan paduan nada, yaitu paduan bunyi nyanyian atau
permainan musik yang menggunakan dua nada atau lebih yang berbeda
tinggi nadanya dan dibunyikan secara serentak. Akor dapat diartikan
sebagai susunan nada yang terdiri dari tiga nada (triad) atau lebih yang
dibunyikan secara bersama sekaligus. Tiga nada itu yaitu: nada alas
(prime), ketiga (terts), dan kelima (kwint). Triad atau akor trinada
merupakan sumber akor, nada paling bawah disebut nada alas atau not
alas yang dirangkai dengan nada-nada yang selaras (terts dan kwint).
Cara memainkan secara urut disebut memainkan akor secara dasar. Akor
didirikan dari tangga nada mayor dan minor. Pendirian akor pada tangga
nada minor, urutan nada naik dibaca atau dinyanyikan dengan urutan
minor harmonis, yaitu 6, 7, 1 2 3 4 5 6 dan ketika turun dibaca sesuai
tangga nada minor asli, yaitu 6 5 4 3 2 1 7, 6. Cara mendirikan akor adalah
mengambil nada alas (apa saja), kemudian terts dan kwint. Cara pendirian
demikian akan menghasilkan jenis akor :
1. Akor mayor berinterval 2 + 1 ½
2. Akor minor berinterval 1 ½ + 2
3. Akor berkurang 1 ½ + 2
4. Akor berlebih 2 + 2
Perkembangan akor tirinada dapat divariasikan, misalnya dengan
membalik urutan nada yang disebut akor balikan atau inversi. Akor inversi
(akor balikan), artinya nada dalam akor dapat dibunyikan tidak harus urut
sesuai urutan tangga nada. Akor inversi biasanya tidak dapat digunakan
pada puncak atau penutup lagu. Akor balikan bas dibunyikan bukan pada
nada alas, tetapi pada nada terts atau kwint.
1. Akor tingkat I namanya akor Tonika
2. Akor tingkat II namanya akor Super Tonika
3. Akor tingkat III namanya akor Median
4. Akor tingkat IV namanya akor Sub Dominan
5. Akor tingkat V namanya akor Dominan
6. Akor tingkat VI namanya akor Sub Median
7. Akor tingkat VII namanya akor Leading Tone (sub tonik)
Akor dapat dikelompokkan menjadi akor primer (Tonika, Sub
Dominan dan Dominan), akor sekunder (Median, Super Tonik, dan Sub
Median), akor janggal (septim, vorhalt). Akor dapat berakhir di T, S, dan D
pada akhir kalimat atau frase, gerak akor mengakiri lagu disebut kadens.
43