Page 96 - Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif, dan Penelitian Gabungan by Muri Yusuf (z-lib.org)
P. 96
BAB 9 Teknik Pengumpulan Data ...
terbatas pada kelompok itu atau kelompok lain yang kondisinya hampir sama dengan
kelompok tersebut. Oleh karena itu, suatu alat ukur yang valid untuk kelompok be-
lum tentu valid untuk kelompok lain.
a. Jenis Validitas
Validitas suatu instrumen dapat dilihat dari isi atau konsep maupun daya ramal
yang terdapat pada instrumen itu. Di samping itu dapat pula dilihat dengan memper-
hatikan bentuknya atau hubungannya dengan tes/instrumen lain secara empirik dan
statistik. Sehubungan dengan itu validitas dapat dibedakan atas:
1) Validitas isi.
2) Validitas konstruk.
3) Validitas prediktif.
4) Validitas pengukuran serentak.
Tiap-tiap jenis itu akan diuraikan lebih lanjut pada uraian berikut ini.
1. Validitas Isi (Content Validity )
Validitas isi merupakan modal dasar dalam suatu instrumen penelitian, sebab
kesahihan/validitas isi akan menyatakan keterwakilan aspek yang diukur dalam in-
strumen. Validitas isi dipandang dari segi isi instrumen yang diberikan. Kerlinger
(1973) menyatakan: “Content validity is the repsentativenes or sampling adequacy of
the content the substance, the matter, the topics—of a measuring instrumen.” Oleh ka-
rena ini validitas isi akan ditentukan oleh ketetapan atau kerepresentatifan pengam-
bilan sampel dari isi yang ingin diteliti. Adapun Gronlund menyatakan: “Content
validity may be defined as the extent to which a test measure a representative sample
of domain of tests under consideration” (Gronlund, 1981).
Dengan demikian dapat dikatakan bahwa validitas isi ini lebih menekankan pada
keabsahan instrumen yang disusun dikaitkan dengan domain yang ingin diukur. Se-
hubungan dengan itu, spesifikasi apa yang ingin diukur harus tergambar dengan
jelas dan tuntas. Ini berarti pula sebelum menyusun spesifikasi harus jelas terlebih
dahulu apa tujuan yang ingin dicapai dengan instrumen tersebut. Berdasarkan tujuan
tersebut, maka peneliti dapat pula menetapkan cakupan atau ruang lingkup yang
akan ditanyakan. Sejalan dengan itu, bobot masing-masing bahan yang diwakili da-
a
k lam instrumen seimbang dengan cakupan yang tersedia.
a
t
s
u
p Umpama: Peneliti ingin mengetahui tentang hubungan motivasi berprestasi ma-
a
i
s
e hasiswa hasil dalam belajar. Peneliti itu terlebih dahulu harus memahami konsep atau
n
o
d konstruk motivasi berprestasi secara mendasar,sehingga dapat membedakannya dari
n
i
/
m konsep lain, seperti motivasi belajar, minat belajar, atau kebiasaan belajar. Selanjut-
o
c
.