Page 97 - Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif, dan Penelitian Gabungan by Muri Yusuf (z-lib.org)
P. 97
BAGIAN KEDUA: METODE PENELITIAN KUANTITATIF
nya, mencari hubungan motivasi berprestasi dengan hasil belajar dengan mengguna-
kan analisis statistik.
Agar dalam menyusun instrumen yang baik untuk penelitian dan mempunyai
validitas isi yang tinggi, maka peneliti hendaklah memperhatikan hal-hal sebagai
berikut:
◆ Menyusun kisi-kisi perilaku, pengetahuan maupun sikap yang mencakup ke-
seluruhan isi yang ingin diteliti.
◆ Mengambil sampel dari perilaku, pengetahuan, maupun sikap berdasarkan ki-
si-kisi yang telah disusun itu. Sampel yang diambil itu hendaknya mewakili isi
keseluruhan dan bersifat proporsional, sehingga banyaknya materi yang akan
ditanyakan sebanding dengan luasnya objek penelitian.
◆ Susun instrumen dengan selalu memperhatikan cara-cara penyusunan instru-
men yang baik dan benar.
◆ Timbang instrumen yang telah siap itu kepada seorang ahli di bidang yang Anda
teliti untuk mendapatkan tanggapan dan komentar serta saran-saran yang per-
baikan. Selanjutnya analisis dengan statistik.
◆ Sebaiknya dilakukan seminar/ focus group discussion untuk menanggapi instru-
men yang telah disusun maupun yang sudah diperbaiki itu, sebelum dilakukan
penggandaan.
2. Validitas Konstruk(Construct Validity )
Konstruk merupakan konsep atau rekaan yang disusun menurut pandangan se-
seorang, seperti ketelitian, inteligensi, kreativitas, dan sebagainya. Instrumen mem-
punyai validitas yang tinggi dalam kreativitas kalau instrumen itu dapat membedakan
orang yang rendah atau dapat membedakan individu yang satu dan yang lain dalam
kreativitas. Dengan kata lain apakah bagian yang penting di dalam suatu konsep,
dinyatakan atau merupakan bagian dari suatu instrumen yang disusun. Nachmias
menyatakan (1968): “Construct validity involves relating a measuring instrument to
an overall the orientical framework, in order to determine whether the instrument is
tied to the concepts and theorical assumptions that are employed,” sedangkan Anas-
tasi (1982) menyatakan pula bahwa: “The construct validity of a test is the extent to
which the test may be said to measure a theoritical construct or trait.”
a
k Dari beberapa kutipan itu dapat disimpulkan bahwa validitas konstruk lebih
a
t
s
u menekankan pada seberapa jauh instrumen yang disusun itu terkait secara teore-
p
a
i
s tis mengukur konsep yang telah disusun oleh peneliti atau seberapa jauhkah ( de-
e
n
o
d gree) konstruk atau trait psikologis itu diwakili secara nyata dalam instrumen. Untuk
n
i
/
m mengetahui validity konstruk suatu instrumen penelitian dapat dilakukan dengan
o
c mencari korelasi instrumen dengan instrumen lain yang telah diketahui validitasnya
.