Page 99 - Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif, dan Penelitian Gabungan by Muri Yusuf (z-lib.org)
P. 99

BAGIAN KEDUA: METODE PENELITIAN KUANTITATIF



                            Jensen (1980) menyatakan bahwa:concurrent calidity traditionally has referred to (1) the cor-

                            relation between a test and a criterion when both measurement are obtained at nearly the same

                            point in time (as when a cholastic aptitude test scholastic achievement test are adminstrated on
                            same between a new, unvalidited test and another test of already astablished validity.


                            Berbeda dengan validitas prediktif, serentak tidak perlu menunggu waktu yang

                      lama untuk menunggu kenyataan. Penentuan validitas ini lebih terkait dengan in-

                      strumen lain dalam aspek yang sama serta telah diketahui kesahihannya. Dengan

                      memberikan kedua instrumen itu pada responden yang sama dan kemudian melihat

                      keefektifannya,maka peneliti akan dapat menentukan apakah instrumen itu baik un-
                      tuk digunakan atau perlu disempurnakan lagi.


                            Suatu hal perlu diingat bahwa instrumen pembandingnya hendaklah benar-be-
                      nar mengukur aspek yang sebenarnya bukan hanya “ face validity”. Umpanya: pe-

                      neliti ingin mengetahui kemampuan inteligensi anak-anak. Untuk maksud tersebut

                      peneliti menyusun tes inteligensi. Apakah tes yang disusun itu valid atau tidak, maka

                      peneliti dapat menggunaka WISC (Wechler Intelligence Scale for Children) sebagai

                      pembandingnya.


                      b.  Cara-cara Menentukan Validitas Instrumen


                            Sebelum suatu tes atau jenis instrumen lainnya digunakan untuk mengukur se-

                      suatu konsep, konstruk, atau proposis tentang suatu objek penelitian, maka peneliti

                      harus yakin betul bahwa instrumen itu betul-betul menguji apa yang ingin diukur
                      atau diungkapkan oleh peneliti. Justru karena itu, setiap instrumen yang akan digu-

                      nakan harus diketahui terlebih dahulu berapa validitasnya. Oleh karena itu, sebelum

                      suatu instrumen baru digunakan harus dicari validitasnya. Beberapa cara yang dapat

                      digunakan untuk menentukan validitas instrumen sebagai berikut.


                      1.  Membandingkan Tes /Instrumen dengan Kriteria.


                            Dalam hal ini kriteria adalah instrumen lain yang mengukur aspek yang sama

                      dengan aspek yang ingin diukur. Instrumen itu telah diakui dan diketahui validitas-

                      nya. Dengan mencari korelasi kedua instrumen itu secara keseluruhan maka akan

                      didapat  harga r-nya.  Apabila  harga r  (korelasi)  itu  setelah  dibandingkan  dengan
                      harga r tabel ternyata signifikan, maka dapat dikatakan bahwa tes/instrumen yang

         a            disusun sesuai atau sejajar dengan kriteria. Berhubung karena tes yang digunakan
          k
         a
          t
         s            sebagai kriteria ialah tes yang mempunyai validitasnya yang tinggi, maka dapatlah
         u
         p
         a
          i           disimpulkan pula bahwa tes yang disusun juga mempunyai validitas yang tinggi se-
         s
         e
         n            banding dengan validitas instrumen kriteria.
         o
          d
         n
          i                  Rumus yang dapat digunakan antara lain:
          /
         m
         o
         c            a)  Kalau N kelompok uji coba ≥ 30 orang dan data yang dihasilkan adalah data
       .
   94   95   96   97   98   99   100   101   102   103   104