Page 8 - PETUNJUK PRAKTIKUM FARMAKOLOGI
P. 8
Praktikum Farmakologi 2 - 2021
Farmakologi-Toksikologi, para mahasiswa harus yakin bahwa hewan uji yang akan digunakan
benar-benar memenuhi persyaratan mutu hewan uji.
Hewan uji dikatakan memenuhi persyaratan mutu bila mereka memperlihatkan respon
yang seragam terhadap rangsang ekstrinsik. Tabel II.1 memuat aneka ragam faktor yang dapat
mempengaruhi respon atau reaksi hewan uji terhadap rangsang ekstrinsik. Selain genotif dan
lingkungan, keberagaman respon hewan uji juga dipengaruhi oleh faktor-faktor intrinsik yang
menyatu sebagai daur hidup, yakni umur, kematangan seksual dan kesehatan.
Secara sederhana, kondisi sehat hewan uji dapat diketahui dari tidak adanya kelainan yang
berarti selama masa pertumbuhannya. Yakni penyimpangan bobot badan selama masa
pemeliharaan tidak lebih lebih dari 10%, suhu badan normal dan penyimpangan tidak lebih dari
1 derajat, dan tidak dijumpai adanya kelainan klora usus (terdapat parasit usus) pada pemeriksaan
tinja. Selain itu, hewan uji jika diberi garam fisiologis melalui oral dengan teknik pemberian yang
benar, tidak memperlihatkan reaksitak normal seperti muntah atau kejang.
Masalah kesehatan hewan uji perlu diperhatikan, mengingat rentang waktu uji toksikologi
terkadang berlangsung selama masa hidup hewan uji, seperti uji ketoksikan kronis dan uji
kekarsinogenikan sesuatu senyawa. Dimana kondisi patologis yang ditemui selama masa uji
berlangsung, mungkin bukan berasal dari senyawa uji, tetapi berasal dari kekurangsehatan hewan
uji karena kurangnya perhatian dalam hal pemeliharan dan pengamanan. Jelas hal ini akan
menyulitkan analisis dan evaluasi hasil uji toksikologi, sehingga akan mempengaruhi kesahihan
hasil ujinya.
Agar hewan uji dapat terpelihara dalam keadaan sehat, selain pemeliharannya harus
mengikuti tata cara baku, penganannya pun juga harus memenuhi tata cara baku. Untuk itu, dalam
Bab ini mahasiswa akan diperkenalkan pada tata cara pemeliharaan dan penanganan hewan uji,
utamanya yang terkait dengan persiapan dan pelaksanaan uji toksikologi.
II.3. PEMELIHARAAN HEWAN UJI
Beberapa hal yang berhubungan dengan pemeliharaan hewan uji meliputi kelayakan
rumah, kandang, pakan, dan minuman hewan uji terkait.
Rumah hewan uji harus merupakan ruangan yang berventilasi memadai, sehingga selalu
terjaga pertukaran aliran udara. Selain itu ruangan juga harus terjaga suhu serta kelembabannya
sesuai dengan syarat kenyamana dan kesehatan bagi masing-masing hewan uji. Demikian pula
cahaya yang menerangi ruangan harus terjaga intensitas dan daur gelap terangnya. Untuk mencit
dan tikus misalnya, diperlukan intensitas cahaya 300-500 luks dengan daur gelap terang 10 – 12
jam. Dan tentunya, rumah hewan harus selalu dijaga kebersihannya dari debu atau kotoran lain,
serta bebas dari suasana gaduh.
Kandang hewan uji harus memadai ukuran dan jenis bahannya bagi masing-masing jenis
hewan. Kandang hewan uji sebaiknya terbuat dari bahanplastik yang dapat diletakkan pada rak
berjalan. Kandang plastik tersebut, sebaiknya diberi alas grajen atau kawul yang bersih, dan selalu
diganti paling tidak 3 hari sekali. Jumlah hewan uji dalam satu kandang, juga harus diperhatikan.
Jumlah tersebut jangan sampai membatasi ruang gerak hewan uji.
Pakan hewan uji, komposisi komponen penyusunnya harus disesuaikan dengan syarat
ideal pertumbuhan masing-masing hewan uji. Selain itu, jumlah pakan harian yang diberikan, juga
harus disesuaikan. Misal untuk tikus diperlukan 15 – 20 gr pakan baku-tikus/ hari, sedang untuk
mencit hanya 5 – 7 gr pakan baku mencit/hari.
Program Studi Farmasi 8
Fakultas MIPA Universitas Lambung Mangkurat