Page 45 - Buku Pedoman Pengawasan & Penegakan Hukum dalam Pencemaran Air
P. 45

Pengawasan dalam Konteks Pencemaran Air



             III.2.2. Pengawasan Lapis Kedua/Oversight

          UU  No.  32  Tahun  2009  mengenal  konsep  pengambilalihan  kewenangan  untuk
          melakukan pengawasan dari Pemerintah Daerah oleh Pemerintah Pusat. Konsep ini
          dikenal dengan pengawasan lapis kedua atau oversight. Adanya oversight ini didasari
          oleh Pasal 73 UU No. 32 Tahun 2009, yang menjelaskan bahwa apabila Pemerintah Pusat
          menganggap adanya pelanggaran yang serius dalam perlindungan dan pengelolaan
          lingkungan hidup pada Izin Lingkungan  yang diterbitkan oleh Pemerintah Daerah,
          maka Menteri dapat melakukan pengawasan terhadap ketaatan penanggung jawab
          usaha dan/atau kegiatan tersebut. Perlu untuk dipahami bahwa memang berdasarkan
          UU No. 32 Tahun 2009, oversight hanya dapat dilakukan kepada Izin Lingkungan saja.
          Namun, apabila melihat kembali kepada konsep yang telah dijelaskan sebelumnya
          bahwa Izin PPLH merupakan bagian yang terintegrasi dengan Izin Lingkungan, maka
          adanya kegiatan oversight ini juga dapat dilakukan untuk pengawasan Izin PPLH.

          Pada perjalanannya, terdapat perkembangan dalam penerapan konsep  oversight
          ini. Bahwa konsep oversight juga ditujukan untuk mendorong peran aktif Pemerintah
          Daerah untuk melakukan pengawasan sesuai dengan kewenangannya. Untuk itu,
          oversight bukanlah hal  yang dapat dilakukan secara terus menerus. Dalam hal ini,
          oversight hanya dapat dilakukan dalam keadaan tertentu, waktu tertentu, dan dengan
          pelaku tertentu.  Terdapat beberapa kriteria keadaan  yang menjadi dasar dapat
          dilakukannya pengawasan lapis kedua ini, yakni :

          a.   adanya dugaan pencemaran dan/atau kerusakan lingkungan hidup  yang
             berdampak penting dan/atau meresahkan masyarakat. Adapun hal ini merupakan
             “pelanggaran yang serius” sesuai yang dimaksud dalam Pasal 73 UU No. 32 Tahun
             2009 tersebut;
          b.   tidak dilakukannya pengawasan oleh Gubernur atau Bupati/Walikota sesuai
             dengan peraturan perundang-undangan maupun SOP pengawasan. Dalam hal
             ini, dilakukannya pengawasan Pemerintah Pusat sebagai lini pertama tidak hanya
             karena terjadi pembiaran, kelalaian, dan pengabaian oleh Gubernur atau Bupati/
             Walikota dalam melakukan pengawasan, namun juga karena ketidakmampuan
             pelaksanaan pengawasan yang dilakukan oleh lini kedua tersebut;
          c.   tidak diterapkannya pengenaan sanksi administratif oleh Gubernur atau Bupati/
             Walikota sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan.

          Lebih jauh, hal yang perlu untuk diperhatikan dalam melakukan oversight ini adalah
          bagaimana koordinasi antara Pemerintah Pusat dan Pemerintah Daerah dalam
          melakukan pengawasan, maupun tindak lanjut dari pengawasan tersebut. Dalam hal
          melakukan pengawasan, Pemerintah Pusat diharapkan dapat melakukan koordinasi



                                                                 www.icel.or.id  29
   40   41   42   43   44   45   46   47   48   49   50