Page 3 - modul XI smt 2 Pergerakan Nasional Indonesia
P. 3
Kemenangan Jepang dalam Perang Rusia-Jepang telah berhasil mengguncangkan dunia.
Kemenangan Jepang tersebut berhasil menggugah kesadaran bangsa-bangsa Asia dan Afrika
untuk melawan penjajahan bangsa-bangsa kulit putih.
b. Kebangkitan Nasionalisme Negara-Negara Asia-Afrika
Kebangkitan nasional bangsa-bangsa Asia-Afrika memberikan dorongan kuat bagi bangsa
Indonesia untuk bangkit melawan penindasan pemerintahan kolonial. Revolusi Tiongkok (1911)
dan pementukan partai Kuomintang oleh Sun Yan Set yang berhasil menjadikan Cina sebagai
negara mereka pada tahun (1912).
b. Masuknya Paham-Paham Baru
Paham-paham baru seperti liberalisme, demokrasi dan nasionalisme muncul setelah terjadinya
Revolusi Amerika dan Revolusi Perancis. Hubungan antara Asia dan Eropa menyebabkan
paham-paham itu menyebar dari Eropa ke Asia, termasuk ke Indonesia.
B. Organisasi-Organisasi Masa Pergerakan Nasional
1. Budi Utomo.
Pada tahun 1906, di Yogyakarta dr. Wahidin Sudirohusodo mempunyai gagasan untuk mendirikan
studiefonds atau dana pelajar. Tujuannya adalah mengumpulkan dana untuk membiayaai pemuda-pemuda
bumi putra yang pandai tetapi miskin agar dapat meneruskan ke sekolah yang lebih tinggi. Untuk
mewujudkan gagasannya tersebut, beliau mengadakan perjalanan keliling jawa. Ketika sampai di Jakarta,
dr. Wahidin Sudiro Husodo bertemu dengan mahasiswa-mahasiswa STOVIA. STOVIA adalah sekolah
untuk mendidik dokter-dokter pribumi.
Mahasiswa-mahasiswa tersebut antara lain Sutomo, Cipto Mangunkusumo, Gunawan Mangunkusumo,
Suraji, dan Gumbrek. Dr. Wahidin Sudirohusodo memberikan dorongan kepada mereka agar membentuk
suatu organisasi. Dorongan tersebut mendapat sambutan baik dari para mahasiswa STOVIA. Pada
tanggal 20 Mei 1908 bertempat di Gedung STOVIA, para mahasiswa STOVIA mendirikan organisasi
yang diberi nama Budi Utomo. Budi Utomo artinya budi yang utama. Tanggal berdirinya Budi Utomo
yaitu 20 Mei dijadikan sebagai Hari Kebangkitan Nasional.
2. Serikat Dagang Islam.
Revolusi Nasional Cina yang dipelopori oleh dr. Sun Yat Sen pada tanggal 10 Oktober 1911 telah
berpengaruh terhadap orang-orang Cina perantauan di Indonesia. Mereka segera mendirikan ikatan-ikatan
yang bercorak nasionalis Cina. Kedudukan mereka di bidang ekonomi sangat kuat. Mereka menguasai
penjualan bahan-bahan batik. Para pedagang batik pribumi merasa terdesak atau dirugikan. Untuk
menghadapi para pedagang Cina itu, pada tahun 1911 para pedagang batik Solo di bawah pimpinan H.
Samanhudi mendirikan Serikat Dagang Islam (SDI).
Tujuan berdirinya Sarikat Dagang Islam adalah:
a. Memajukan perdagangan.
b. Melawan monopoli pedagang tionghoa, dan
c. Memajukan agama Islam.
Serikat Dagang Islam mengalami perkembangan pesat karena bersifat nasionalis, religius, dan
ekonomis. Dalam kongres Serikat Islam di Madiun pada tahun 1923, nama Serikat Islam diganti
menjadi Partai Serikat Islam. Partai ini bersifat nonkooperasi yaitu tidak mau bekerja sama dengan
pemerintah tetapi menginginkan perlu adanya wakil dalam Dewan Rakyat.
Sementara itu orang-orang sosialis yang tergabung dalam de Indische Sociaal Democratische
Vereeniging (ISDV) seperti Semaun, Darsono, dan lain- lain, mencoba mempengaruhi SI. Sejak itu SI