Page 10 - KELAS VIII AGAMA HINDU
P. 10

2.     Bhuwah Loka (Swapada Pada) Alam halus keadaannya mirip dengan di bumi,

                        ātmān mengalami kerinduan akan keinginan-keinginan duniawi, serta mengalami
                        kesedihan dan kebahagiaan


                    3.   Swah Loka (Supta Pada) ātmān pada alam ini belum menghentikan roda samsara, ada
                        waktunya nanti sang jiwa harus kembali lahir ke dunia untuk melanjutkan evolusi

                        bathinnya serta menyelesaikan sisa putaran karma wasananya sendiri


                    4.  Tapa Loka (Turya Pada) ātmān  lahir di alam ini menjadi kesadaran kosmik.


                    5.   Jana Loka (Turyanta Pada) ātmān berevolusi bathinnya dan menyelesaikan sisa putaran

                        karmanya di lapisan alam ini


                    6.       Maha Loka (Kewala Pada) ātmān lahir di lapisan alam ini karena welas asih
                        memutuskan untuk reinkarnasi kembali


                    7.    Satya Loka (Parama Kewala Pada) di alam ini ātmān menjadi maha sempurna untuk

                        bisa menyatu dan manunggal dengan Sang Hyang Widhi


                   4.   Hubungan Ātmān dengan Brahman

                        Hubungan antara ātmān dan Brahman adalah ātmān merupakan bagian dari Brahman

               dimana Persamaan ātmān dengan Brahman sifatnya sama kekal abadi, abstrak dan gaib antara

               keduanya. Sedangkan perbedaannya ātmān dengan Brahman yaitu ātmān merupakan percikan
               dari Brahman, dan Brahman adalah sumber dari ātmān,


                        ātmān mempunyai sifat sama dengan Brahman. Sifat-sifat itu adalah sama-sama berada
               di mana-mana, tanpa terikat ruang dan waktu, maha mengetahui, tidak berbuat dan tidak

               menikmati. Ātmān meresapi seluruh makhluk hidup. Namun, ātmān dalam diri manusia terkesan

               tidak memiliki sifat sama dengan Brahman karena terpengaruh oleh avidya atau kebodohan.
               Ātmān itu kekal dan penuh kebahagiaan. Karena adanya hubungan dengan benda, ātmān itu

               mengalami penderitaan dan kelahiran berulang–ulang. Selama ātmān terbelenggu sifat






                                                             10
   5   6   7   8   9   10   11   12   13   14   15