Page 15 - KELAS VIII AGAMA HINDU
P. 15
jasmani manusia, sehingga bisa menginsyafi diri (sebagaijiva abadi rohani, pelayan kekal
Tuhan). Ia berkata tidak mau keluar dari rahim sang ibu meskipun sangat menderita di
dalamnya, sebab ia takut jatuh lagi ke dalam sumur gelap kehidupan material. “Tenaga
material-Mu maya akan segera menangkap diriku, sehingga hamba menjadi tidak insyaf diri lagi
begitu lahir kedunia fana, begitu ia berkata kepada Tuhan. “Paham ke-AKU-an palsuku akan
seketika menyelimuti diriku yang merupakan awal dari siklus kelahiran dan kematian (samsara)
yang menjerat diriku”. Ia pun berjanji, dengan bantuan kecerdasannya yang suci, akan selalu
ingat pada kaki padma Tuhan agar bebas dari gelapnya kehidupan material dan siap lahir ke
dunia fana.
Bhagavata Purana 3.31.17- 21
Saat sang Jiva berdoa demikian, angin yang menyebabkan proses kelahiran mendorongnya ke
depan dengan kepala menghadap ke bawah. Sang bayi lahir keluar rahim dalam kesusahan
amat besar dengan kepala mengarah kebawah tanpa berbernafas dan pingsan akibat
penderitaan bukan kepalang. Di dunia fana, si bayi diasuh oleh orang-orang yang tidak
memahami keinginannya, tidak mampu menolak apa saja yang diberikan kepada dirinya,
dibaringkan di tempat kotor, dan ia tidak bisa menggaruk tubuhnya untuk meniadakan rasa
gatal, apalagi duduk,berdiri dan berjalan. Di dunia fana, si bayi yang kulitnya masih amat
lembut dan halus, tidak berdaya digigit kutu, agas, nyamuk dan binatang kecil lain. Ia telah
kehilangan kearifan berpikir, lupa pada hakekat dirinya sebagai sang jiva rohani abadi (karena
dikhayalkan oleh maya) dan menangis dengan sangat memilukan.
Bhagavata Purana 3.31.22-27
B. Keluarnya Ātmān dari Tubuh Mahkluk
ātmān adalah unsur yang paling utama dari segala ciptakan ia berkuasa atas tubuh yang
dimasukinya dan mengendalikan tubuh tersebut. Hingga nantinya tubuh itu rusak ia akan
meninggalkan tubuh itu dan beralih ke tubuh yang lain, atau dapat bersatu dengan sumbernya.
Jika ātmān lepas dari tubuh maka mahkluk akan mati.
15