Page 14 - KELAS VIII AGAMA HINDU
P. 14

panas dan menyesakkan. Dan ia merasakan seluruh tubuhnya seperti terpanggang oleh

               panasnya api pencernaan si ibu. Sang janin tidak sadarkan diri dari waktu ke waktu karena
               sangat menderita seperti itu. Ia tiada henti merasakan derita akibat dari makanan si ibu yang
               terlalu pahit, terlalu pedas atau terlalu asin atau asam. Ia benar-benar secara pisik

               terbelenggu/terkungkung tanpa kebebasan sedikitpun dan tanpa daya di dalam rahim dengan

               kepala merunduk ke arah perut. Punggung dan lehernya melengkung bagaikan busur.


                                                                           Bhagavata Purana 3.31.5-8






               Sang makhluk hidup yang menderita dalam rahim si ibu cukup beruntung, maka ia bisa
               mengingat segala penderitaan yang dialaminya dalam seratus kali penjelmaannya yang telah

               lewat. Dalam derita diikat oleh tujuh lapis materi (5 unsur materi kasar + pikiran dan
               kecerdasan), si bayi berdoa kepada Tuhan yang telah menempatkan dirinya dalam kondisi

               demikian. Ia menyatakan diri hanya berlindung kepada Tuhan dalam beraneka-macam
               inkarnasi-Nya. Ia sadar sebagai jiva spiritual abadi yang kini dicengkram maya dan

               berulang-kali sujud kepada Tuhan dalam aspek Beliau sebagai Paramatma. Ia tahu bahwa
               dirinya terpisah dari Tuhan karena terperangkap dalam badan jasmani sehingga salah

               menggunakan      hidupnya. Ia sadar bahwa dirinya kini menderita di alam material karena
               melalaikan Beliau yang manjadi penguasa segala sesuatu. Ia berharap agar bisa kembali

               berhubungan dengan Tuhan Krishna dalam pelayanan bhaktikepada-Nya. Ia berjanji akan

               kembali berserah diri kepada Nya agar bebas dari segala macam derita.


                                                                        Bhagavata Purana 3.31.9 – 16


               Dalam kondisi Terendam dalam genangan darah yang kotor dalam perut sang ibu, si bayi
               sangat ingin segera keluar dari rahim. Ia menghitung-hitung berapa bulan sudah diri nya

               berada dalam kondisi amat menyengsarakan seperti itu. Ia berkata,”O Tuhanku, kapankah
               hambamu ini, sang jiva yang sengsara, akan bebas dari kurungan derita ini?”. Dan ia juga

               berdoa bahwa atas karunia Tuhan, ia menyadari betul kondisi dirinya begitu menderita
               meskipun baru berusia 10 (sepuluh) bulan dan Ia bersyukur karena telah diberikan badan



                                                             14
   9   10   11   12   13   14   15   16   17   18   19