Page 20 - KELAS VIII AGAMA HINDU
P. 20

aksaram brahma paramam svabhāvo`dhyātmam ucyate, bhūta-bhāvodbhava-karo

                     visargah karma-samjñitah
                                                                                        Bhagavad-gītā VIII.3
                     Yang kekal abdi maha agung adalah Brahman; persemayan-Nya dalam badan individu

                     dinamakan adhyĀtman; karma adalah nama yang diberikan kepada persembahan yang

                     melahirkan makhluk hidup di dunia



                     Selain pustaka suci Bhagavad-gītā yang menjelaskan ātmān, penjelasan terkait ātmān juga
                     dijelaskan dalam beberapa kitab suci Weda diantaranya yaitu:

                                                                                             Slokantara 27-53
                     Lahir dari perut ibu yang sama dan di waktu yang sama, tetapi kelakuannya tidak akan

                     sama. Manusia yang satu berlainan dengan manusia yang lainnya, sebagai berbedanya duri
                     belatung yang satu dengan yang lainnya.



                                                                                        Atharvaweda XI.8.30

                     Tuhan memasuki tubuh manusia dan disana Dia menjadi Raja tubuh itu.



                     kadi rupa sang hyang aditya an prakasakan iking sarwa loka, mangkana ta sang hyang
                     atma an prakasakan iking, sira marganyam wenang maprawartti

                                                                                               Bhisma Parwa

                     Sebagai rupanya Sang Hyang Aditya menerangi dunia, demikianlah ātman menerangi
                     badan. Dialah yang menyebabkan kita dapat berbuat.



                                                                             Brhadaranynaka Upanisad II.1.20

                     Ātman adalah kebenaran dari kebenaran.
                                                                                       Prasna Upanisad III. 3.

                     “Prana ini dilahirkan dari ātmān, ibarat bayang-bayang mengikuti badan, demikian Prana
                     terikan pada ātmān, ia memasuki (menghidupi) tubuh sesuai dengan pikirannya, baik atau

                     buruk perbuatannya”





                                                             20
   15   16   17   18   19   20   21   22   23   24   25