Page 97 - bahan materi film sejarah berita proklamasi kemerdekaan di Indonesia
P. 97

BERITA PROKLAMASI KEMERDEKAAN DI INDONESIA





                 teks proklamasi secara meyakinkan. Supaya Aceng bisa percaya dan bangga
                 dengan anaknya yang menyebarkan berita tersebut di radio penjajah.

                       Sakti meyakinkan Dadang, teknisi radio Hyosokyoku, dan Multazam,
                 preman setempat yang anti penjajah, untuk mengambil alih radio
                 Hyosokyoku. Dengan semangat kemerdekaan, mereka bertiga berangkat

                 untuk melakukan pembacaan teks proklamasi di radio tersebut. Namun,
                 setibanya di lokasi, radio sudah diduduki tentara Jepang. Tidak ada jalan
                 lain. Sakti, Dadang, dan Multazam harus mengambil alih paksa radio
                 tersebut.
                       Dengan penuh perjuangan, Sakti, Dadang, dan Multazam berhasil

                 mengendap-endap hingga tiba di ruangan penyiaran. Pintu dalam keadaan
                 terkunci. Merasa paling kuat di antara kedua temannya, Multazam mengambil
                 ancang-ancang untuk mendobrak pintu. Multazam menabrakkan diri ke

                 pintu. Pintu tetap bergeming. Melihat Multazam kesakitan, Dadang bilang,
                 pintu itu, dia yang buat. Kayunya dari kayu jati, jadi dia tahu betul pintu
                 itu tidak mungkin bisa didobrak. Multazam kesal. Ia hendak menyerang
                 Dadang, namun Sakti berhasil menahan. Sakti menyusun rencana untuk
                 mengambil kunci ruangan di salah satu komandan Jepang. Mereka pun

                 berhasil melumpuhkan satu komandan Jepang yang memegang kunci ruang
                 siaran, kunci ruangan pun berhasil didapatkan.
                       Sakti, Dadang, dan Multazam berhasil memasuki ruangan, namun

                 pasukan Jepang mengetahui penyerangan terhadap komandannya. Mereka
                 bertiga hendak melakukan penyiaran berita kemerdekaan, tapi radio rusak.
                 Dadang dan Multazam menyalahkan Sakti, karena sekarang mereka malah
                 terjebak di dalam ruang penyiaran tanpa hasil apa-apa. Sementara pasukan
                 Jepang terus bertambah mencari pelaku penyerangan.

                       Sakti tetap berusaha meyakinkan Dadang dan Multazam supaya
                 menjalankan misinya. Itu kenapa ia mengajak Dadang supaya bisa
                 memperbaiki radio. Namun dengan tekanan pasukan  Jepang di luar




                                                                                      97
   92   93   94   95   96   97   98   99   100   101   102