Page 95 - bahan materi film sejarah berita proklamasi kemerdekaan di Indonesia
P. 95
BERITA PROKLAMASI KEMERDEKAAN DI INDONESIA
lagi, Bari Lukman menuliskan kambali pengumuman proklamasi pada
papan tulis itu. Petang harinya Kompeitei datang dan mengepung kantor
Tjahaja, tapi kantor Tjahaya sudah kosong.
Percetakan Siliwangi yang dipimpin Ili Sasmita berinisiatif mencetak
naskah proklamasi dalam bentuk selebaran dengan huruf bertinta merah.
Selebaran itu kemudian dibagi-bagikan kepada masyarakat. Adapun usaha
penyadapan pembacaan naskah proklamasi pada 17 Agustus di Jakarta oleh
Radio Hosyokyoku Bandung gagal dilakukan akibat ketatnya penjagaan
dan diputusnya saluran telepon oleh tentara Jepang. Sore hari, kedua
teknisi radio dari Jakarta, Sukiyun dan Mislan, tiba di Bandung. Mereka
mengabarkan bahwa Jepang telah menduduki studio sehingga tidak
mungkin menerobos dan menyiarkan berita proklamasi.
Pada saat yang bersamaan, 18 Agustus pagi, di Bandung, Sakti
Alamsyah, R.A. Darya, dan Sam Kawengke, menghadap para pimpinan
Radio Hosokyoku, yang didampingi sejumlah tentara Jepang. Dengan
sopan ketiga pemuda ini meminta kepada pihak Jepang agar studio
diserahkan kepada Indonesia. Saat berlangsung pembicaraan, tiba-tiba
terdengar letusan senjata api. Ternyata salah seorang anggota pemuda radio
menembak tentara Jepang yang berupaya menghalang-halangi. Peristiwa
ini menciutkan hati Jepang. Mereka kemudian meyerahkan kunci-kunci dan
peralatan penyiaran yang semula disita dan pergi meninggalkan studio.
Pukul 17.00, teks proklamasi diterima oleh R.A. Darja sebagai
pimpinan siaran Radio Bandung. Pada saat yang sama, Radio Jakarta
berhasil menyiarkan teks proklamasi kemerdekaan dengan pemancar kecil.
Pada 18 Agustus malam, proklamasi diperdengaran menggunakan alat
pemancar di lingkungan PT di Palsari yang berdaya pancar 20-10 kilowatt.
Kamar kontrol Studio Radio Bandung Hosokyoku di Tegallega, Bandung
Selatan, dijaga beberapa pemuda, di antaranya Sofyan Djunaid. Di ruang
operator duduk Sakti Alamsyah, di bagian teknik adsa R.A. Darya, Sjam
Amir, Odas Sumadilaga, Herman Gandasasmita, T.M. Moh. Saman, Aiyat,
95