Page 169 - Tere Liye - Bumi
P. 169

TereLiye “Bumi”   166











                              ILAKAN duduk. Anggap saja rumah sendiri. Jangan sungkan.
                  Kalian haus? Akan kuambilkan minuman. Kondisi kalian terlihat buruk.
                  Berdebu, kotor, dan astaga, pakaian kalian aneh sekali. Kalian pasti
                  datang dari tempat jauh. Tidak akan ada anak remaja kota ini yang mau
                  berpakaian seperti ini, se­perti model seratus tahun lalu. Sebentar, akan
                  kuambilkan air minum dan handuk basah.” Ayah si kecil  tertawa. Dia
                  me­langkah menuju pintu bulat lainnya, meninggalkan kami bertiga di

                  ruang tengah.

                         Senyap sebentar.

                         ”Kita ada di mana, Ra?” tanya Ali.


                         ”Aku tidak tahu.”


                         ”Apakah orang aneh tadi menyebutkan nama tempat ini?”

                         Aku menggeleng pelan.


                         ”Bagaimana kamu  bisa bicara bahasa mereka?” Seli memegang
                  lenganku, tampak penasaran.

                         ”Aku tidak tahu, Sel. Aku tahu begitu saja.” Aku menyeka wajah
                  yang berdebu. Ada banyak sekali hal yang tidak bisa kujawab sekarang.


                         Ali bergumam sendiri, berhenti menumpahkan pertanyaan. Dia
                  memilih memperhatikan sekitar, lalu beranjak hendak duduk di sofa bulat
                  yang melayang di dekat kami. Dia me­loncat. Sofa itu seketika berputar
                  saat didudukinya. Ali ter­gelincir, tangannya hendak meraih sesuatu, tapi
                  terlambat. Dia jatuh ke lantai, mengaduh pelan.

                         ”Ini tempat duduk yang aneh sekali.” Ali berdiri, menatap sofa yang
                  berhenti berputar, kembali ke posisinya semula. Si genius keras kepala itu
                  mencoba dua kali  untuk  duduk di sofa bulat, tapi dua  kali pula dia
                  terjatuh.








                                                                            http://pustaka-indo.blogspot.com
   164   165   166   167   168   169   170   171   172   173   174