Page 193 - Tere Liye - Bumi
P. 193

TereLiye “Bumi”   190




                         Seli dan Ali terdiam di sebelahku.  Tanpa dijelaskan mereka tahu

                  apa yang sedang dibicarakan. Mereka juga tahu itu benda­benda milikku.

                         ”Bahkan, yang lebih aneh lagi, kalian lihat,” Ilo melangkah sebentar
                  ke dekat lemari lainnya, menarik keluar sesuatu, ”ini benda yang besar
                  untuk bisa lolos ke dalam kesalahan teknis kecil sistem lubang berpindah.
                  Entahlah ini benda apa. Bentuk­nya seperti kursi, tapi model dan
                  teknologi kursi ini terlalu primitif. Aku tidak yakin ini datang dari lubang
                  berpindah, siapa yang hendak  mengirimkan kursi? Lebih baik
                  menggunakan transportasi biasa, bukan?”


                         Aku menahan napas. Itu kursi belajarku.

                         ”Ayolah, Ilo.” Vey tersenyum simpul. ”Kita sedang sarapan, Sayang.
                  Kita tidak akan membahas lagi benda­benda itu pada saat sarapan yang
                  menyenangkan ini, kan? Ayo, anak­anak, habis­kan makanan kalian. Ilo
                  terlalu sering berpikir yang tidak­tidak. Imajinasinya ke mana­mana. Dia
                  bahkan sering ber­pikir dunia ini tidak sesederhana seperti yang dilihat.
                  Kamu mau tambah buburnya, Ra?”


                         Aku, Seli, dan Ali saling tatap dalam diam.









































                                                                            http://pustaka-indo.blogspot.com
   188   189   190   191   192   193   194   195   196   197   198