Page 339 - Tere Liye - Bumi
P. 339

TereLiye “Bumi”   336




                         ”Semoga ruangan berikutnya adalah tempat Miss Selena  ditahan,

                  Ra,” Seli berbisik pelan, membesarkan hatiku.

                         Aku menatap Seli dan Ali bergantian, mengangguk, men­dorong
                  pintu. Kami segera menuju ruangan berikutnya.


                         Tidak ada apa pun di ruangan kedua, gelap dan kosong. Ruangan
                  itu lebih parah. Langit­langitnya runtuh, koleksi buku­buku dan
                  permainan anak­anak di ruangan luas itu hancur di­timpa batu, kayu,
                  dan material lainnya.

                         Tinggal empat ruangan.


                         ”Kamu akan masuk ke dalam lorong yang panjang dan penuh
                  perlintasan, Ra. Akan ada empat kali perlintasan, terus lurus, jangan
                  berbelok. Kamu akan tiba di Bagian Koleksi Ilmu Ke­dokteran &
                  Penyembuhan, ruangan ketiga.”  Ali  memeriksa peta dengan saksama,
                  mencoret ruangan sebelumnya. Dia terlihat fokus dan tenang.

                         Aku segera melintasi lorong panjang, hampir tiga puluh meter,
                  dengan banyak pintu di kiri­kanan. Aku selalu cemas melintasi lorong
                  dengan banyak pintu, karena sekali saja tiba­tiba pintu itu terbuka, dan
                  ada Pasukan Bayangan yang melintas, kami de­ngan segera diketahui
                  sedang menyelinap. Apalagi saat menemu­kan perlintasan lorong, posisi
                  kami lebih terbuka lagi.


                         Napasku tersengal,  tiba di pintu ruangan ketiga. Aku  me­nunggu
                  Seli dan Ali yang baru bergerak setelah aku tiba di ujung.


                         ”Ini ruangan dengan koleksi buku paling berharga milik
                  Per­pustakaan Sentral,” Ali membaca keterangan di peta, setelah tiba di
                  dekatku. ”Sekaligus ruangan paling besar, paling indah, dan  dilengkapi
                  dengan tempat paling nyaman untuk membaca.”

                         Aku menatap Ali. ”Apakah keterangan itu penting? Dengan ruangan
                  sebelumnya yang hancur, sepertinya tidak ada ruangan di gedung ini yang
                  masih utuh.”


                         Ali mengangkat bahu. ”Siapa tahu informasi itu berguna, Ra. Kamu
                  siap masuk sekarang?”






                                                                            http://pustaka-indo.blogspot.com
   334   335   336   337   338   339   340   341   342   343   344