Page 21 - Digital Flipbook Pangan Lokal Banten
P. 21
SINGKONG (Manihot esculenta)
Masyarakat Banten menyebut singkong dengan nama lokal dangdeur atau sampeu.
Umbi singkong memiliki ciri morfologi berbentuk bulat panjang, warna kulit ari coklat tua
dan permukaan kulit ari kasar, warna kulit lapis putih dan kuning (Lende et al., 2020). Hasil
penelitian singkong yang diperoleh di Provinsi Banten terdapat 3 varietas, yakni singkong
varietas manggis (Manihot esculenta var. manggis), singkong varietas mentega (Manihot
escu lenta var. mentega), singkong varietas roti (Manihot esculenta var. roti) (Gambar 3.2).
Klasifikasi Ilmiah
Kingdom : Plantae
Filum : Spetmatophyta
Kelas : Dicotyledonae
Ordo : Euphorbiales
Famili : Euphorbiaceae
Genus : Manihot
Spesies : Manihot esculenta
Gambar 3.2 Morfologi singkong (A) Var. Manggis, (B) Var.
Mentega, (C) Var. Roti
[Sumber: Nuryana, 2021]
Singkong mengandung serat yang tinggi, kandungan serat pangan total singkong
segar, tepung dan pati berturut-turut yaitu 6,97%, 13,41%, 11,67% (Widowati & Wargiono,
2009). Kandungan yang terdapat pada 100 g singkong yaitu energi 670 kj, protein 1,4 g,
lemak 0,28 g, karbohidrat 38 g, serat 1,8 g, kalsium 16 mg, vitamin C 20,6 mg, zat besi 0,85
mg, magnesium 0,38 mg, kalium 271 mg, fosfor 27 mg dan seng 0,34 mg.
Singkong banyak dimanfaatkan di Provinsi Banten sebagai bahan olahan pangan lokal,
seperti kue balok, papais, dodongkal, opak, slondok, dan enye-enye. Singkong juga
dimanfaatkan sebagai obat-obatan seperti obat lambung, penguat tulang, penangkal mabuk
perjalanan, pencegah sakit ginjal dan obat perut kembung (Nafilah et al., 2017). Contoh
pengolahan singkong menjadi kue balok dapat dilihat pada Video 3.1.
14