Page 130 - Jadilah_Pelita
P. 130

252                Jadilah Pelita                                              Indahnya Ajaran Buddha       253

        bahkan sampai tahap pencapaian Kebuddhaan oleh                         Tidak Ada Kepercayaan Membuta
        dirinya sendiri karena pada dasarnya semua orang
        berpotensi menjadi Buddha.                                      Buddha tidak menjanjikan kebahagiaan surgawi,
                                                                        imbalan, atau keselamatan bagi orang yang percaya
                     Tidak Ada Ketakutan                                kepada-Nya. Bagi-Nya, agama bukanlah suatu
                                                                        tawar-menawar tapi suatu jalan hidup mulia untuk
        Buddha adalah tokoh sejarah utama yang                          mencapai Pencerahan dan keselamatan bagi diri
        mempromosikan kebangkitan keyakinan nalar                       sendiri dan orang lain. Buddha tidak menginginkan
        terhadap takhayul religi. Ia membebaskan manusia                pengikut-Nya untuk percaya kepada-Nya secara
        dari cengkeraman para imam, dan juga yang                       membuta. Ia menginginkan kita untuk berpikir dan
        pertama kali menunjukkan jalan untuk bebas dari                 paham oleh diri kita sendiri. Oleh karenanya ajaran
        kemunafikan dan penindasan keagamaan.                           Buddha disebut agama analisis.


        Ajaran Buddha adalah ajaran yang menggunakan                              Jangan Percaya Begitu Saja
        nalar dan tidak memakai unsur ketakutan untuk
        mendesak orang lain dalam segala cara supaya                    Jangan percaya begitu saja akan apa yang engkau
        percaya. Ajaran Buddha mengajarkan kita untuk                   dengar.
        menjadi baik bukan karena takut akan ancaman api                Jangan percaya begitu saja akan tradisi, desas-desus,
        neraka atau karena imbalan kerajaan surga.                      atau banyaknya omongan.
                                                                        Jangan percaya begitu saja hanya karena hal itu
                                                                        tertulis di dalam kitab agamamu.
   125   126   127   128   129   130   131   132   133   134   135