Page 31 - DESAIN BAHAN AJAR
P. 31
PERKEMBANGAN SOSIOEMOSIONAL ERIK ERIKSON
(1902-1994)
Erikson (dalam Santrok, 2003) mengatakan bahwa
manusia itu berkembang ditingkat psikososial dan perkembangan
manusia berubah seiring hidup manusia. Lebih jauh lagi Erikson
Lebih jauh lagi Erikson mengemukakan bahwa krisis itu bukanlah
musibah melainkan titik balik meningkatnya kelemahan dan
kemampuan. Semakin berhasil seseorang
menyelesaikan krisis yang dihadapi, akan semakin sehat perkembangannya.
Menurut Erikson, seseorang mesti melewati delapan (8) tingkatan untuk
mencapai kedewasaan dan kebijaksanaan. Dalam delapan (8) tingkatan perkembangan
itu setiap tingkatan terdiri atas tugas perkembangan yang unik, yang menghadapkan
seseorang pada suatu krisis yang harus dipecahkan. Namun bagian ini dibatasi pada
lima (5) tingkatan saja sesuai perkembangan peserta didik. Lima (5) tingkatan tersebut
dimulai dari masa bayi sampai masa remaja (dalam Santrock, 2003). Antara lain:
A. Trust vs Mistrust (Kepercayaan vs Ketidakpercayaan)
Tingkat ini terjadi pada tahun pertama bayi. Rasa percaya melibatkan rasa
nyaman secara fisik dan tidak ada rasa takut atau kecemasan akan masa depan. Raya
percaya yang dirasakan bayi akan menjadi fondasi kepercayaan sepanjang hidup bahwa
dunia tempat tinggal ini akan menjadi tempat yang baik dan menyenangkan.
B. Autonomy vs Shame and Doubt (Otonomi vs Rasa Malu dan Ragu)
Tingkat kedua terjadi pada umur 2 tahun. Setelah kepercayaan tumbuh, bayi
mulai menemukan bahwa perilaku mereka adalah milik mereka sendiri. Mereka mulai
menyatakan kemandirian mereka atau otonomi, mereka menyadari keinginan mereka.
Jika anak terlalu dibatasi atau dihukum dengan keras mereka mungkin akan
memunculkan rasa malu-malu dan ragu-ragu.
C. Initiative vs Guilt (Inisiatif vs Rasa Bersalah)
Tingkat ini terjadi selama masa prasekolah. Sebagai anak kecil yang memasuki
dunia sosial yang luas, mereka lebih tertantang dibandingkan waktu mereka masih
bayi.
Psikologi Pendidikan Bagi Peserta Didik 23