Page 74 - MATERI SISTEM KOORDINASI (SISWA)
P. 74
distribusi abnormal lemak mengakibatkan lengan dan kaki kurus, disertai “wajah
bulan”, “punuk kerbau” di punggung dan perut yang terjumbai. Orang yang mengalami
kelainan ini, kulit wajahnya memerah, kulit yang menutupi perut mengalami stretch
mark, mudah memar dan penyembuhan lukanya lambat. Peningkatan kadar kortisol
dapat menyebabkan hiperglikemia, osteoporosis, kelemahan otot, hipertensi,
peningkatan kerentanan terhadap infeksi, penurunan resistensi terhadap stress dan
perubahan suasana hati.
b. Penyakit Addison’s (Insufisiensi Adrenokortikal Kronis), karena kurangnya sekresi dari
kelenjar adrenal. Penyakit ini disebabkan gangguan autoimun dimana antibodi
menyebabkan kerusakan korteks adrenal atau memblokir pengikatan ACTH ke
reseptornya. Gejalanya termasuk kelesuan mental, anoreksia, mual dan muntah,
penurunan berat badan, hipoglikemia, dan kelemahan otot. Gejala yang berkaitan
dengan defisiensi aldosteron yakni pengurangan natrium dan kelebihan kalium pada
darah, sehingga dapat mengganggu denyut jantung dan mengakibatkan tekanan darah
rendah. Gejala defisiensi kortisol yakni kurangnya respons terhadap stress, dan
hipoglikemia.
c. Pheochromocytomas, karena adanya tumor pada sel kromafin di medula adrenal. Hal ini
disebabkan adanya hipersekresi dari epinefrin dan norepinefrin. Gejala yang dialami
yakni detak jantung cepat, tekanan darah tinggi, kadar glukosa dalam darah dan urin
tinggi, peningkatan laju metabolisme basal, wajah memerah, gugup, berkeringat dan
penurunan motilitas gastrointestinal. Pengobatannya yakni dengan operasi
pengangkatan tumor.
5. Kelainan Kelenjar Pankreas
Diabetes Melitus (DM), merupakan penyakit yang sering ditemukan dan berhubungan dengan
kelenjar endokrin. DM disebabkan oleh kurangnya kerja insulin, sehingga tidak mampu
menurunkan kadar glukosa dalam darah. DM memiliki dua varian, DM 1 ditandai dengan
kurangnya sekresi insulin karena sel β pancreas tidak atau sangat sedikit menghasilkan insulin.
DM 2 ditandai dengan sekresi insulin yang mungkin normal ataupun diatas normal, tetapi sel
sasaran insulin kurang peka terhdapa hormon ini dibandingkan sel normal. Pada awal gejala
DM2, penurunan kpekan terhadap indulin diatasi oleh peningkatan sekresi insulin. Namun,
sekresi berlebihan mengakibatkan lemahnya sel β, timbul gejala insufisiensi insulin karena
jumlah indulin tetap kurang memadai untuk mencegah hiperglikemia (Sherwood, 2011;
Tortora & Derrickson, 2014).
68