Page 98 - TOKOH-TOKOH NASIONAL
P. 98
Belanda. Salah satunya adalah Soekarno. Ia, datang ke Surabaya
dengan tekad bulat. Mencari ilmu. Walau untuk itu ia harus
bersakit-sakit, menempati sebuah kamar kost-an yang gelap.
Memang pada waktu itu Surabaya telah menikmati tera ngnya
listrik, dan bagi kawan se kost-an Soekarno yang mampu
membayar extra lampu dan membeli bolamnya tentu bisa
menikmati nyalanya listrik. Tapi Soekarno tak mampu membeli
semua itu. Bahkan dia tak bisa membeli kelambu untuk menutup
balai-balai.
Rumah H.O.S. Tjokroaminoto di Peneleh gang 7, yang sudah dialih
fungsikan sebagai “Museum H.O.S. Tjokroaminoto” (2019)
Penuturan Soekarno yang dikutip dalam buku Cindy Adam
"Penyambung Lidah Rakyat”. "Sekalipun semua kamar sama
buruknya, anak-anak yang datang lebih dulu memperoleh kamar
yang lebih baik, kamarku tidak pakai jendela sama sekali dan tidak
berpintu. Kamar itu sangat gelap, sehingga aku terpaksa
menyalakan lampu terus-menerus, bahkan juga di siang hari. Di
Dinas Perpustakaan dan Kearsipan Kota Surabaya | 96