Page 101 - TOKOH-TOKOH NASIONAL
P. 101

dan cita-cita tinggi, seorang pejuang yang mencintai tanah tumpah

                  darahnya, Pak Tjokro adalah idolaku.

                         Di  mata  Soekarno,  Tjokro  seorang  yang  kaku.  Ia  bukan  tipe

                  lelaki yang hangat kepada anak-anak. Tapi diam  –diam, Soekarno
                  memujanya  karena  dari  Tjokro  ia  belajar  tentang  dunia.  Aku

                  muridnya.  Secara  sadar  atau  tidak  dia  menggemblengku  “Aku

                  duduk  dekat  kakinya  dan  ia  memberiku  buku-buku,”  katanya.

                  Sejak  itu  Soekarno  tenggelam  dalam  apa  yang  disebutnya  “dunia

                  Pemikiran”.

                         Dalam  kamarnya  yang  sempit  dan  sumpek  itu,  si  Bung

                  melahap buku-buku karangan Karl Marx, Friedrich Engels, Jacques
                  Rousseau,  Voltaire,  MajalahVogue  dan  Nugget  terbitan  Amerika.

                  Tak  mengherankan  bila  pada  usia  semuda  itu  ia  sudah  paham

                  Revolusi  Perancis,  gerakan  buruh  Inggris,  kemerdekaan  Amerika,

                  mitologi Yunani.

                         Waktu  yang  disukai  Soekarno  adalah  seusai  makan  malam,

                  selain  anak  kos,  ke  rumah  Tjokro  juga  kerap  bertamu  tokoh

                  pergerakan  masa  itu,  antara  lain  Alimin  dan  Musso.  Sementara
                  anak-anak lain menonton pertandingan sepak bola seusai makan,

                  Soekarno  bergabung  dengan  para  tetua  ini.  Ia  menyerap

                  pengetahuan, semangat revolusi, bebas dari kolonialisme.

                         Dari  obrolan  meja  makan  itu  Soekarno  kemudian  paham

                  kenapa  Tjokro  mendirikan  Sarekat  Islam  dan  kenapa  Alimin

                  bersusah payah menyatukan buruh dan tani dalam perkumpulan-

                  perkumpulan.  Soekarno  cepat  matang  ketimbang  usianya.  Tjokro
                  dengan sabar dan tekun menerangkan pentingnya aktivitas politik

                  dan  mencurahkan  seluruh  pengetahuannya  tentang  berbagai

                  macam ideologi.

                         Rumah kost selain menjadi tempat belajar juga telah menjadi

                  sarana  sosialisasi  nilai-nilai  perjuangan  yang  dikembangkan  oleh



                                                Dinas Perpustakaan dan Kearsipan Kota Surabaya | 99
   96   97   98   99   100   101   102   103   104   105   106