Page 512 - Tafsir Ibnu Katsir Jilid 1 by Ibnu Katsir_Neat
P. 512

punyai anak. ]ika kamu mempunyai anak, maka para isteri memperoleh seper­
                       delapan dari harta yang kamu tinggalkan. " (QS.  An-Nisaa': 12)

                              Dengan demikian, Allah � telah menguraikan masalah harta pusaka
                       (warisan), peninggalan wasiat, dan pemberian nafkah.

                              Atha' mengatakan, 11Kemudian datanglah masalah pembagian warisan,
                       maka dihapuslah masalah tempat tinggal. Sehingga seorang wanita boleh men­
                       j a lankan masa iddahnya di mana saja yang ia kehendaki dan tidak harus diberi­
                                          1
                       kan temp at tinggal. 1
                                              j
                              Kemudian dari  a lur lbnu Abbas, Imam Bukhari meriwayatkan hal
                       yang serupa dengan pendapat yang disampaikan sebelumnya yang dinyatakan
                       oleh Mujahid dan Atha', bahwa ayat ini tidak menunjukkan diwajibkannya
                       iddah selama satu tahun, sebagaimana yang dikemukakan oleh jumhur ulama.
                       Di mana ketentuan tersebut mansukh dengan ketentuan empat bulan sepuluh
                       hari. N amun demikian, ayat tersebut menunjukkan perihal wasiat kepada isteri,
                       yaitu agar mereka diperbolehkan tinggal selama satu tahun penuh di rumah
                       suaminya yang sudah meninggal tersebut, jika memang mereka memilih hal
                                                                               ,;
                                                                        ,.  •  !
                       itu.  Oleh karena itu, Allah � berfirman, � r+""IJj'i 47" J )> rr H e ndaklah ber-
                                                                            t1 f,
                                                  "
                       wasiat untuk isteri-isterinya.  A rtinya, Allah Ta'ala mewasiatkan kepada kalian
                       sebuah wasiat men�enai diri mereka (para isteri). Hal itu sama seperti firman­
                       Nya  yang lain: � ����� � 1;.,, �;.. )> rrA llah mewasiatkan ( m ensyari'atkan)
                       kepada kamu tentang (pembagian harta pusaka untuk) anak-anak kamu.  ( QS. Al­
                                                                                          "
                       Nisa':  1 1 )  a n juga seperti firman Allah � yang lainnya: � 11 :X  i :  /''� }>64
                                  D
                       ''Allah menetapkan yang demikian itu sebagai) syari'at yang benar-benar dari
                       Allah. " (QS. An-Nisaa': 12 .   Ada juga yang mengatakan, dibaca manshub
                                                   )
                       dengan pengertian, 11Hendaklah kamu mewasiatkan sebuah wasiat kepada
                       mereka. 11 T etapi ada juga yang membacanya marfu ' dengan pengertian, "Di­
                       wajibkan kepada kamu berwasiat." Yang terakhir ini merupakan pilihan lbnu
                       J arir, namun para isteri tersebut tetap tidak dilarang dari hal itu, sebagaimana
                       firman-Nya, � ��;.:.� 'j )> ''Dengan tidak disuruh pindah (da ri rumahnya). "

                              T etapi jika mereka telah menyelesaikan masa iddahnya selama empat
                       bulan sepuluh hari atau dengan melahirkan anak yang dikandungnya, lalu
                       mereka memilih untuk pergi dan pindah dari rumah itu, maka mereka tidak
                       boleh dihalang-halangi, berdasarkan pada firman Allah Ta'ala:
                       �  J'? � �� � � � � c  b � :;.;.. 0� )> ''Akan tetapijika mereka
                         ..J
                       pi'ndah send[n, maka tidak dosa bagi kamu (w ali atau ahli waris dari yang me­
                       ninggal) membiarkan mer e ka   berbuat yang ma'rn f  terhadap diri mereka sendiri. "
                              Pendapat ini cukup terarah dan lafadz ayat itu sendiri mendukungnya.
                       Pendapat  ini menjadi pilihan satu kelompok, di antaranya adalah Imam Abu


                                                 �
                       64 Abu Amr, Ibnu Amir, Ham ah, dan Hafsh me f\l b � ca manshub, yaitu ����". Sedangkan
                         ulama lainnya marfu'  (harakat dhammah), yaitu "� _/.








          Tafsir  b nu Katsir Juz 2                                                                           493
               l
   507   508   509   510   511   512   513   514   515   516   517