Page 140 - SKI jld 4-16 2015 Resivi Assalam
P. 140

Buku Sejarah Kebudayaan Islam Indonesia - Jilid 4







                                    Adapun yang disebut wali tidak lain adalah ulama dan guru keruhanian yang
             Wali merupakan ulama   sangat terdidik dan terpelajar dalam berbagai bidang ilmu-ilmu keagamaan.
              dan guru keruhanian   Mereka juga menguasai kesusastraan Arab, Persia, Melayu, dan Jawa, karena
              yang sangat terdidik   pada zaman itu kesusastraan merupakan mata pelajaran penting di lembaga-
              dan terpelajar dalam
             berbagai bidang ilmu-  lembaga pendidikan Islam.. Dengan penguasaan terhadap bahasa-bahasa
               ilmu keagamaan.      tempatan itu mereka dengan mudah dapat menyebarkan agama Islam ke
                                    lingkungan masyarakat yang lebih luas.

                                    Pada awal abad ke-15 M kerajaan Majapahit mengalami krisis dan perpecahan
                                    dan diikuti keruntuhannya menjelang akhir abad tersebut. Keadaan ini
                                    menimbulkan situasi kacau dan kekosongan budaya. Pada saat itulah para wali
                                    semakin giat mendakwahkan Islam sebagai agama baru yang universal.   Di
                                    kepulauan Melayu sendiri ada dua kerajaan Islam yang sedang menyongsong
                                    masa  kejayaannya.  Pertama  kesultanan  Samudra  Pasai  (1270-1516  M)  yang
                                    pernah dikalahkan Majapahit pada pertengahan abad ke-14 M dan bangkit
                                    kembali  menjadi  pusat  pendidikan  dan  penyebaran  Islam. Kedua  kesultanan
                                    Malaka (1400-1511 M) yang segera berkembang menjadi pusat perdagangan
                                    regional dan penyebaran agama Islam. Dari kota-kota pelabuhan di dua
                                    kesultanan inilah para saudagar Muslim banyak berdatangan ke pulau Jawa
                                    untuk mengambil barang dagangan atau meneruskan pelayaran ke Maluku
                                    tempat di mana rempah-rempah, komoditi utama perdagangan kala itu, banyak
                                    terdapat dalam jumlah melimpah.      Kedatangan mereka itu diikuti oleh para
                                    sufi atau darwisy, yang di pulau Jawa disebut wali. Mereka ini selain pandai
                                    menyebarkan agama Islam, juga pandai berniaga dan menguasai berbagai
                                    kepakaran.   Sumber-sumber  sejarah  setempat  seperti  Babad  Tanah  Jawi  dan
                                               1
                                    Serat Kanda memberitakan bahwa para wali itu lahir dari kalangan saudagar-
                                    saudagar Muslim. Mereka – para saudagar itu – merupakan orang-orang
                                    terhormat dalam masyarakatnya dan memiliki pengaruh politik yang kuat selain
                                                                   2
                                    pengaruh sosial dan keagamaan.

                                    Selain karena ramainya kegiatan pelayaran dan perdagangan, ada beberapa
                                    kejadian penting yang menyebabkan orang Islam bertambah besar jumlahnya
                                    di kota-kota pelabuhan  di Jawa Timur pada akhir abad ke-14 dan 15 M. Di
                                    antara peristiwa penting itu ialah penaklukan tentara Majaphit atas Samudra
                                    Pasai pada tahun 1360 M. Pada masa pemerintahan Hayam Wuruk, Mahapatih
                                    Gajah Mada menggagaskan perluasan kerajaan Majapahit ke seluruh wilayah
                                    Nusantara. Dikirimlah sebuah ekspedisi besar ke tanah Melayu yang dikenal
                                    dengan nama  Pamalayu. Dalam  ekspedisi  itu banyak  sekali kerajaan  Melayu
                                    ditaklukkan termasuk Sriwijaya Minangkabau, dan Samudra Pasai. Penaklukan
                                    Samudra Pasai oleh Majapahit  memberikan dampak besar bagi perkembangan
                                    dan penyebaran Islam di pulau Jawa. Setelah negeri Islam di ujung utara Sumatra
                                    itu ditaklukkan,  tentara Majapahit membawa banyak harta rampasan dan
                                    tawanan perang ke Jawa Timur. Di antara para tawanan perang itu terdapat
                                    kerabat istana Pasai, ulama, saudagar, dan guru-guru agama. Peristiwa inilah







                    126
   135   136   137   138   139   140   141   142   143   144   145